Perpisahan dan pertemuan bagaikan dua keping mata uang. Diawali dengan pertemuan mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, perpisahan akan selalu menjadi penutupnya. Perpisahan memang sesuatu yang aneh, walaupun kita sudah mempersiapkannya dengan baik, perpisahan tetap saja menyedihkan. Apalagi perpisahan dengan sahabat dan teman baik. Rasanya sungguh berat sekali. Perpisahan selalu meninggalkan rongga kecil yang hilang di hati.
Mbak Ulfa, dia salah satu teman baikku disini, di Mekkah, tanah perantauan kami. Kami saling kenal memang tidak lama, mungkin baru 3 tahun belakangan ini. Tapi persahabatan yang terjalin diantara kami erat. Banyak kenanganku bersama dia yang tak mungkin terlupakan. Kami pernah bersama-sama mendaki Jabal Nur menuju Gua Hira, mengikuti acara Forum Lingkar Pena (FLP) wilayah Saudi Arabia, main ke Rumah Cahaya, ke pengajian KALIMAH, main ke airport Saudia menemani anak-anak melihat pesawat, main ke Atallah Landpark Jeddah, makan dan belanja ke Corniche Commercial Center Jeddah, menemui Asma Nadia waktu umroh, ke Masjidil Haram di pagi hari, perpanjangan paspor bareng, atau sekedar jalan-jalan bersama teman yang lainnya. Aku dan anak-anak juga sering main kekamarnya di asrama. Kenangan indah yang tak mungkin terlupakan. Dia teman yang sangat baik dan gampang diajak main serta jalan-jalan kalau lagi libur atau diluar jam dinas.
Mbak Ulfa selama ini bekerja sebagai perawat di RS. King Abdul Aziz, Zahir, kota Mekkah. Rumah sakit milik Pemerintah Saudi.
Besok Selasa, 05 Agustus 2014 (09 Syawal 1435 H), jam 06.00 sore pesawat Saudia Airlines akan mengantarkannya pulang ke Indonesia, bukan sekedar cuti berlibur seperti biasa, tetapi dia telah berhenti bekerja. Aku benar-benar merasa kehilangan.
Tadi sekitar jam 8:30 sampai jam 12 malam aku dan anak-anakku mengunjungi asrama Mbak Ulfa. Bertemu lagi sebelum dia pulang esok hari. Aku kesana bersama Wulan, dan kami telah membuat janji dengan Mbak Tri serta Epin untuk berkumpul disana. Disana, di ruang tamu depan kamar Mbak Ulfa sudah ada beberapa teman Indonesia sesama penghuni asrama yang sudah berkumpul. Kami semua ngobrol dan makan - makan biasa.
Jam setengah 12 malam suamiku menjemput. Saatnya aku harus pulang ke rumah. Aku, anak-anak dan Mbak Tri (yang mau pulang bareng aku) berpamitan. Detik - detik inilah aku tidak bisa menahan kesedihanku. Mbak Ulfa mengantar kami sampai pintu keluar asrama. Sebelum keluar aku peluk dia dengan erat dan tangisku pecah. Kami menangis dalam pelukan. Aku berkata padanya bahwa aku sangat sedih dan bakal kehilangan satu teman baik di kota ini.
Walau sangat berat rasanya berpisah dengan Mbak Ulfa, tapi yang namanya perpisahan memang tetap akan terjadi, entah dengan siapapun itu, hanya perbedaan waktu. Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Bumi terus berputar, hidup harus terus berjalan, aku dan Mbak Ulfa tidak boleh terpaku dengan perpisahan ini. Justru dengan perpisahan ini kita jadi lebih menghormati arti pertemuan, serta arti persahabatan.
Mbak Ulfa, maafkan semua kesalahanku, maafkan segala kekuranganku.. Tetaplah mengingat kenangan indah yang telah kita lewati.. Semoga perpisahan ini hanyalah jeda untuk pertemuan kita berikutnya.. Semoga umur panjang dan rezeki akan mempertemukan kita kembali di lain hari. InsyaAllah...
Ingatlah kami selalu, keluarga kecilku..
Cium sayang dari Mas Shafwan dan Adek Ziyad yang lucu..
We love you always and forever, Mbak Ulfa..
We love you always and forever, Mbak Ulfa..
Berkumpul di ruang tamu asrama Zahir (Mba Tri, Saya, Shafwan Ziyad, Epin, Mba Ulfa, Wulan, ...) |
We love u kak ulfa..., sedih mbak...
ReplyDeleteHiks.. Berkurang lagi teman kita disini :(
Delete