Laman

Saturday, August 11, 2012

Bersama Lagi,di Kota Suci

Tak bisa terlukiskan dengan kata apa yang kurasakan saat ini..
Sejuta rasa senang di hati..
Butiran airmata bahagia membasahi pipi..
Kurasakan lagi pelukan hangat Ayah dan Ibunda di Tanah Suci..

Jumat, 10 Agustus 2012, Ramadhan 1433 H
Kami bersama lagi disini
Untuk yang kedua kali
Berada di Rumah Illahi..

Sujud syukurku padamu ya ALLAH..
Atas kesempatan ini.
KAU hantarkan Ayah, Ibu dan Adikku sampai disini.
Untuk menikmati Ramadhan dan Iedul Fitri di Mekkah yang suci..


Selesai Shalat Ied 2012 di Masjidil Haram
Haru melihat Ayah dan Ibu yang semakin menua. Rambut putih sudah terlihat nyata di kepala. Ya ALLAH.... izinkanlah dan berilah kami (anak-anaknya), kesempatan untuk bisa membahagiakan mereka di masa senjanya.. Aaamiin..

Friday, June 15, 2012

HAKIKAT PERNIKAHAN ♥♥♥

Bila hakikat pernikahan adalah karena NAFSU,
 maka pasangan rajin bertengkar jika servis di kamar tidur tidak memuaskan.

Bila hakikat pernikahan adalah karena HARTA,
maka pasangan bakal bubar jika bangkrut.

Bila hakikat pernikahan adalah karena BEAUTY/BODY, 
pasangan bakal lari jika rambut beruban dan muka keriput atau badan jadi gendut.

Bila hakikat pernikahan adalah karena ANAK, 
maka pasangan akan cari alasan utk pergi jika buah hati (anak) tidak hadir.

Bila hakikat pernikahan adalah karena KEPRIBADIAN, 
pasangan akan lari jika orang berubah tingkah lakunya.

Bila hakikat pernikahan adalah karena CINTA,
 hati manusia itu tidak tetap dan mudah terpikat pada hal-hal yang lebih baik,lagi pula manusia yang dicintai pasti MATI / PERGI.

Bila hakikat pernikahan adalah karena IBADAH kepada Allah Azza Wa Jalla,
sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla itu KEKAL dan MAHA PEMBERI HIDUP kepada makhluk-NYA.Dan Allah Azza Wa Jalla mencintai hamba-NYA melebihi seorang ibu mencintai bayinya.

Maka tak ada alasan apapun didunia yang dapat meretakkan rumah tangga kecuali jika pasangan mendurhakai Allah Azza Wa Jalla.....

**copas dari fesbuknya Strawberry

Monday, June 11, 2012

Berkat Doa Ibu, Bisa Berhaji Bersama

Pertengahan tahun 2005.
Di saat sedang liburan semester kuliah, aku mudik ke desaku tercinta, untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Suatu hari, saat aku dan Ibu sedang mengobrol santai, Ibu bercerita bahwa Ibu dan Bapak telah mendaftar untuk jadi jamaah haji dan dapat jatah kursi tahun 2008. Sambil tiduran di pangkuannya, aku berkata "Aku melu munggah haji, Bu...". "Yo ayoo, tapi mbayar dewe yoo.." jawab Ibu sambil mengelus rambutku. Aku menjawab "Dongakne yoo, Bu, ben aku iso melu ibadah haji bareng-bareng". Ibu menjawab "Iyoo, mengko tak dongakne ben iso kelaksanan". Percakapan santai tanpa maksud yang pasti itu selalu membekas di otakku hingga kini. Dengan kekuasan ALLAH SWT, tahun 2008 aku benar-benar bisa melaksanakan ibadah haji bareng kedua orang tua, walau bukan dengan uangku sendiri, tapi dari seorang pria yang disediakan oleh ALLAH sebagai pendamping hidupku, Suami. ALLAH memberiku jodoh beberapa bulan sebelum keberangkatan Ibu dan Bapak ke Tanah Suci. Lelaki yang tidak ku kenal sebelumnya, melalui perantara PakLek ku. Aku menikah bulan Agustus 2008. 

November 2008.

Ibu dan Bapak berangkat ke Tanah Suci. Awalnya, aku berencana berangkat ke Tanah Suci beberapa hari sebelum keberangkatan Ibu. Tetapi, ada masalah dengan visa ku hingga pemberangkatanku sempat tercancel, padahal aku sudah di bandara. Pada waktu itu, penumpang tujuan King Abdul Aziz Airport, Jeddah hanya khusus untuk pembawa visa haji, TKW dan TKI, sedangkan visaku adalah visa family, dari suami yang telah berangkat duluan ke Saudi. Aku sempat kecewa dan menangis. Tiket pesawat Garuda yang sudah di tangan jadi tak berguna. Aku mencoba mengganti jadwal pemberangkatan setelah Jamaah Haji asal Indonesia sudah di berangkatkan semua. Aku mengambil jadwal penerbangan tanggal 3 Desember 2008, tiga hari sebelum Wukuf bagi jamaah haji. 

3 Desember 2008.
Dengan diantar Kakak dan Adik Ipar, aku kembali lagi ke bandara. Sambil boarding pass sambil harap-harap cemas. Beruntung saat itu di bandara bertemu dengan seorang ibu muda yang menggunakan visa yang sama denganku, aku memanggilnya Mbak Henny. Dia langsung jadi teman senasibku. Belum pernah bepergian ke luar negeri. Sama-sama katrok! Hehehehe... Alhamdulillah.. Kami bisa berangkat walau sempat berbelit-belit. Berdua berlari-lari menuju pesawat yang sudah hampir take off. Penumpang yang paling akhir ditunggu sebelum terbang. Setelah masuk pesawat, dengan seizin pramugari, kami tukeran tempat duduk dengan penumpang lain agar bisa satu bangku. Sebelum peringatan ponsel harus dimatikan, aku sempat menelpon suamiku. Aku sangat bersyukur. Akhirnya aku bisa terbang.. 
Setelah sekitar 9 jam dalam pesawat, kami tiba di King Abdul Azis Airport. Suami kami sudah menunggu disana. Kami menuju ke Mekkah bersama. 

4 Desember 2008. 
Sesampai di Mekkah, aku tidak menghubungi Ibu terlebih dahulu. Aku ingin memberikan surprise kepadanya. Suami mengantarku ke Maktab tempat tinggal Ibu dan Bapak selama di Mekkah. Begitu sampai dikamarnya, aku memanggilnya. Ibu kaget, haru bercampur bahagia. Disaksikan teman-teman sekamarnya, Ibu memelukku sambil terus mengucap "Alhamdulillah ya Allah..... Masyaallah.. Koe tekan kene tenan, Nduk...". Air mata ini tak kuasa untuk dibendung lagi. Waktu itu, dua hari sebelum hari wukuf di Arafah. Akhirnya, apa yang pernah aku ucapkan dalam perbincangan santai dengan Ibu bisa terwujud. Aku bisa mlaksanakan ibadah haji bareng dengan Ibu, Bapak, plus Suami. Ini berkat doa Ibu. 

Sampai sekarang, jika ada urusan ini-itu, mau melakukan sesuatu, bahkan detik-detik menjelang persalinan anak-anakku, aku selalu menyempatkan untuk menelpon Ibu dan Bapakku. Meminta ridho dan doanya. Suara Ibu selalu menenangkanku. Dan aku percaya akan kekuatan doa Ibu, doa seorang ibu, merupakan doa yang tidak ditolak dan tidak diragukan kedahsyatannya. Doa ibu adalah doa yang langsung di dengar dan di kabulkan oleh Allah SWT. 

Aku dan Bapak, Ibadah Haji 2008
Bapak dan Ibuku di Padang Arafah, 2008


Aku dan Suamiku, Padang Arafah 2008
Tiga macam do’a yang tidak di tolak, yang tidak di ragukan lagi kedahsyatannya, yaitu do’a kedua orang tua untuk anaknya, doa orang musafir (yang sedang berpergian) dan do’anya orang yang di dzalimi.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Huraihah).

Percakapan :
Aku melu munggah haji, Bu.. = Aku ikut naik haji, Bu..
Yo ayoo, tapi mbayar dewe yoo.. = Ya ayuuk, tapi bayar sendiri ya..
Dongakne yoo, Bu, be.n aku iso melu ibadah haji bareng-bareng = Doakan ya, Bu, biar aku bisa ikut ibadah haji bareng-bareng..
Koe tekan kene tenan, Nduk = Kamu sampai sini, Nduk (panggilan buat anak perempuan)

Saturday, May 12, 2012

BAHAGIA itu SEDERHANA

Bahagia adalah ketika malam-malam terjaga dari lelapnya malam, dan melihat suami serta anak-anak masih terlelap, kemudian tangan ini bergerak untuk sekedar mengelus rambut dan mengecup kening mereka. Kutemukan kebahagiaan.

Bahagia adalah ketika selesai menyiapkan hidangan makanan, kemudian bersama suami dan anak-anak lahap memakannya. Dengan menggunakan satu piring untuk satu keluarga, saling menyuapi dan tersenyum gembira. Perut kenyang, semua senang. Aku bahagia. Kami bahagia.

Bahagia adalah ketika memandikan anak-anak sambil bermain air, dan begitu masuk ke kamar, suami telah menyiapkan pakaian yang akan mereka kenakan. Tetapi, anak-anak malah pada berlarian telanjang, menghindar, menolak memakai baju. Semuanya kejar-kejaran sambil tertawa riang. Lucu.

Bahagia adalah ketika menemukan anak-anak tengah membongkar isi kulkas, dan pada saat didekati dengan polosnya dia berkata "Ummi, Mas Shofwan sama Adek Ziyad lagi macak.." (masak, red). Tersenyum.

Bahagia itu disaat aku menginginkan sesuatu dan tanpa diberitahu suami sudah berkata "Ummi pengen itu? Beli aja.. ". Aku melonjak gembira, memeluknya sembari menjawab " Iya, aku pengen itu. Kok tau sih?". Suka cita.

Bahagia itu saat hari libur suami, aku pun ikut-ikutan libur melaksanakan pekerjaan rumah tangga. Hanya ingin menikmati kebersamaan bersama keluarga. Bermalas-malasan bersama. Bercanda dalam suasana rumah yang tetap berantakan dan di buat semakin berantakan. Tetapi suami tidak keberatan. Kami bercanda bersama.

Bahagia itu ketika kami saling menerima apa adanya. Saling melengkapi satu sama lainnya. Saling berbagi. Saling pengertian.

Bahagia adalah hari-hariku bersama mereka. Trio gantengku.

Ya... Bahagia itu bagiku sederhana. 
Dia ada di sekeliling kita. 
Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Sunday, May 6, 2012

LA TAHZAN,

Saudaraku.. Jangan bersedih hati, karena kesedihan menyebabkan kita menyesali masa lalu, memiliki pandangan buruk akan masa depan dan menyia-nyiakan masa sekarang kita... Jangan bersedih hati, karena ia menyebabkan hati menjadi beku, wajah menjadi muram, semangat menjadi lemah dan harapan pun menjadi musnah... Jangan bersedih hati, karena kesedihan akan membuat senang musuh kita, membuat marah teman kita dan membuat orang yang iri bersukaria... Jangan bersedih hati, karena dengan bersedih hati kita telah menentang keputusan Allah SWT dan menunjukkan kejengkelan atas apa yang telah dituliskan oleh-Nya bagi kita... Jangan bersedih hati, karena duka cita tidak bisa membawa kembali sesuatu yang telah terjadi, ia tidak bisa mengubah atau memberikan manfaat apapun... Jangan bersedih, karena kesedihan sering berasal dari setan dan merupakan sebuah bentuk keputusasaan... Firman Allah: “ Bukankan Kami telah melapangkan untukmu dadamu..? dan Kami telah menghilagkan daripadamu bebanmu yang telah memberatkan punggungmu..? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap " ( QS.Al-Insyirah 94:1-8 ) " Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman..." ( QS.Ali Imran: 139 ) Jangan Bersedih... Atas Perilaku Manusia Terhadapmu Tetapi Perhatikanlah Perilaku Mereka Terhadap Allah.... Jangan Bersedih... Allah Tidak Akan Mensia-siakan Pengorbananmu dan setiap perkara yang baik maupun buruk ada hikmahnya.... Jangan Bersedih, Dunia ini Terlalu Hina Untuk Ditangisi.... (Sumber: Tika Atiqah A., copas fb page Strawberry)

Friday, February 17, 2012

Minum SUSU UNTA Yuuukk...


Peternakan Unta, Hudaibiyah
Kalau minum susu sapi atau kambing, kita semua mungkin sudah biasa ya.. . Tapi kalau minum susu unta ini yang ga biasa. Apa lagi minum susu unta fresh dan langsung setelah di perah dari sumbernya, ini baru luarrr biasa….☺☺ Yup! Saya sudah menikmatinya, meminum susu unta yang baru saja di perah dari sang induk dan saya melihat sendiri proses pemerahan. Asli masih mentah dan berbusa. (Kenapa susu unta bisa banyak busanya gitu ya?? ini asli saya benar-benar ga tau lho ☺).

Proses pemerahan air susu dari sang induk unta ini menurut saya menganut azas “tega”. Ketika tidak ada pembeli, payudara si induk unta pada bagian putting di tutup dengan semacam karung goni. Hal ini untuk menghindari agar si anak unta tidak bisa menyusu langsung pada induknya. Tetapi, pada saat ada pengunjung yang mau membeli susu, karung pembungkus putting induk di lepas, anak unta di dekatkan dan di suruh menyusu pada induknya. Hisapan mulut anak unta ini dapat merangsang keluarnya air susu  si induk. Setelah susu mengalir keluar, si anak unta di usir oleh peternaknya dan posisi mulut si anak unta di gantikan dengan perasan tangannya yang dengan kasar memerah puting dan air susu di tampung di baskom. Tega sekalikan si peternak-peternak ini? Kasihan si anak unta yang malang :-(. Dimana letak animal welfare-nya? 

Menurut seorang peneliti bernama Fatima AbdulRahman, pemimpin Ahli Mikrobiologi Makanan di Laboratorium Pusat Dubai, Uni Emirat Arab (UAE), susu unta mempunyai kandungan gizi yang lebih baik dari susu sapi karena susu itu lebih rendah lemak dan kolesterol, namun lebih kaya potassium, zat besi dan mineral seperti sodium dan magnesium. Susu unta adalah sumber protein yang berlimpah. Kualitas susu dipengaruhi oleh jumlah anak unta, usia hewan tersebut, kadar hewan itu menyusui anak, kualitas dan jumlah makanan, serta jumlah air yang tersedia. Rasa susu unta biasanya manis dan tajam, tapi kadangkala terasa asin dan pada saat lain terasa berair.

Oh ya, peternak yang menjual susu unta ini banyak terdapat di daerah Hudaibiyah, jalur lama jalan Makkah – Jeddah. Mekkah. Di sepanjang jalan antara Museum Kiswah dan Masjid Hudaibiyah berjejer puluhan peternak dan unta perahan mereka. Para peternak ini mayoritas berasal dari golongan suku Badui Arab.

Susu unta per baskom sekali perah kira-kira sebanyak 1,5 liter susu, pada musim biasa dihargai 10 – 15 riyal/baskom, tetapi jika pada musim haji dan umrah harga jual menjadi lebih tinggi. Mereka mengemasnya dalam botol ukuran 300 ml dan setiap botol di patok harga 5 riyal. Kebanyakan pengunjung akan langsung meminum susu unta di tempat membeli. Seperti yang kami lakukan. Padahal meminum susu unta mentah bisa mengakibatkan brucellosis. Ada juga yang jadi diare. Jadi sebaiknya susu unta ini di masak terlebih dahulu, tak perlu dimasak sampai mendidih seperti susu sapi atau kambing. Susu yang kaya akan rasa, harus diminum secara perlahan untuk memungkinkan perut mencernanya.
Susu unta segar langsung diminum

Catatan :
*Animal welfare atau di Indonesia dikenal dengan istilah kesejahteraan hewan/satwa.
* Brucellosis atau demam malta atau demam yang naik turun, yaitu penyakit yang terjadi akibat meminum susu mentah yang berasal dari hewan ruminansia yang terserang penyakit  dari bakteri brucellosis. Dapat menular ke manusia akibat minum susu mentah dari hewan yang terserang penyakit. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan pencemaran lingkungan melalui darah hewan itu dan jaringan yang terinfeksi juga dapat mengakibatkan brucellosis.

Thursday, February 16, 2012

Ibu Rumah Tangga Biasa Saja

Pekerjaanku ibu rumah tangga,setiaphari kerjanya menemani,melayani, mengurusi dan merawat anak-anakku, dua batita gantengku, Shafwan (2,5 tahun) dan Ziyad (11 bulan). Selain itu peran pentingku lainnya adalah mengabdikan diriku untuk suami tercinta.

Beberapa teman setiap baru ketemu bertanya padaku "Sekarang kerja dimana?". Hmm..sambil tersenyum aku menjawab "Kerjaku di rumah saja menemani anak-anak, jadi ibu rumah tangga" ☺☺. Mungkin bagi sebagian orang pilihan hidupku ini di anggap berpikir cara kuno, bahkan ada yang menyayangkan status ijazahku, bahkan ada yang bilang 'rugi kalo ga kerja, ga punya uang sendiri, mau beli apa-apa harus nodong sama suami'. Aku ga peduli. Dua minggu sebelum menikah aku melepas karirku, tak lain karena aku ingin menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. 
Senang bisa bermain bersama mereka setiap hari ☺
Aku selalu bersyukur dan berterima kasih kepada ALLAH SWT atas rezeki yang diberikan dalam rumah tangga kami. Alhamdulillah kami tidak pernah merasa kekurangan dengan pendapatan yang diterima dari suami.

Aku bangga bisa menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, aku bahagia bisa memberikan ASI eksklusif dan pelayanan terbaik untuk anak-anakku, aku senang bisa menghidangkan makanan istimewa buat keluarga, aku senang bisa sepenuhnya mengatur urusan dalam rumah kami. Aku ingin mencurahkan kasih sayang, rasa cinta, mendidik dan merawat anak-anakku dengan segenap kemampuanku. Aku ingin mengabdi seutuhnya buat suamiku tercinta. Menyiapkan sarapan dan bekal makan siangnya di tempat kerja, dan menyambutnya pulang dengan senyuman cinta. ☺☺☺.

Kalau kata Om Mario Teguh: 
Karir terbaik seorang wanita adalah menjadi ibu rumah tangga ♥

(Ku tulis ini sambil memperhatikan duo ganteng yang masih tertidur pulas -sambil sesekali mengelus-elus punggungnya jika terbangun mencariku-, setelah selesai melakukan pekerjaan khas ibu rumah tangga di pagi hari dan melepas keberangkatan suami ke tempat kerja, tak lupa cium tangan dan kecup sayang untuknya ♥).



Wednesday, February 15, 2012

Mengapa Imunisasi Wajib?

Menanggapi adanya gerakan anti imunisasi yang digencarkan oleh beberapa kalangan di Indonesia sekarang ini, saya hanya ingin menegaskan sekali lagi kepada masyarakat  khususnya ibu-ibu betapa pentingnya imunisasi agar tidak ada keraguan dalam melaksanakan imunisasi untuk buah hatinya. Jangan sampai kita termakan isu-isu itu hanya karena kurangnya pengetahuan yang didapat.
Ada sebuah artikel menarik yang di tulis oleh seorang dokter spesialis anak yang perlu kita simak dengan baik agar lebih mendalami mengapa kita harus mengimunisasi anak-anak kita:
  1. Imunisasi dan vaksinasi mempunyai pengertian yang sama yaitu memberikan kekebalan tubuh. Imunisasi berasal dar kata "immune" artinya kebal, jadi imunisasi berarti mengebalkan, sedangkan vaksinasi berasal dari kata "vaccine" yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya kekebalan.Sebetulnya kata "vaccine" berasal dari nama virus "vaccinia" yaitu sejenis virus cacar yang tidak berbahaya yang dulu pertama kali dipakai untuk vaksinasi terhadap virus variola yang berbahaya. Jadi vaksinasi artinya memberikan vaksin yang merangsang kekebalan tubuh.
  2. Ada sekelompok orang yang menentang imunisasi karena melihat adanya beberapa dampak imunisasi yang mungkin berbahaya. Memang belum ada vaksin yang 100% sempurna. Seperti juga obat bahkan makanan, tidak semua orang dapat mentolerir dengan baik. Contohnya alergi atau reaksi simpang terhadap obat atau makanan. Hal tersebut juga terjadi pada vaksin. Sangat tidak bijaksana kalau gara-gara efek samping atau alergi yang hanya terjadi pada sebagian kecil individu lantas langsung menghapuskan imunisasi. Justru kita harus berusaha bagaimana kita dapat membuat vaksin yang lebih baik. Kalau vaksinasi dihentikan, untuk negara maju seperti Amerika, mungkin tidak terlalu nyata dampaknya karena higiene lingkungan sudah sangat baik. Bagaimana kalau vaksinasi dihentikan di Indonesia dengan higiene lingkungan yang masih kurang? Kita tidak bisa bayangkan malapetaka yang akan terjadi. Kita ingat pada tahun 50an yang mungkin generasi sekarang tidak mengalami ,adanya wabah cacar berbahaya (istilah awam cacar api yang menyebabkan bopeng bila lolos dari maut) yang menelan banyak korban. Sekarang kita tidak menemukan lagi penyakit tersebut. Hal ini tentunya hasil vaksinasi massal yang dilakukan setelah wabah tersebut. Demikian juga sekarang sudah jarang sekali ditemukan penyakit difteri, polio maupun tetanus. Hal ini tentunya juga akibat keberhasilan imunisasi. Oleh karena itu marilah kita membantu pemerintah untuk mendukung program imunisasi ini dan jangan terpengaruh oleh isu-isu negatif yang tentunya akan merugikan masyarakat kita sendiri.
  3.  Anggapan bahwa MMR memicu terjadinya autism sangatlah tidak rasional. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa MMR ada hubungan dengan autisme. Anak yang menderita autisme sudah punya bakat kelainan dalam susunan sarafnya sejak dalam kandungan. Jauh lebih banyak anak yang mendapat suntikan MMR tanpa menderita autisme dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat MMR tapi menderita autisme.
  4. Tidak ada vaksin yang efektif 100 % . Efektivitas vaksin bergantung pada beberapa faktor, antara lain dari anak yang menerima vaksin maupun vaksinnya sendiri. Vaksin dari pabrik bagus, tapi penyimpanannya kurang baik akan rusak atau berkurang efektivitasnya. Atau mungkin vaksinnya bagus , tapi daya tahan anak sedang tidak baik untuk dirangsang kekebalannya, maka efektivitasnya juga akan kurang. Oleh karena itu, penyimpanan vaksin harus baik, anak dalam keadaan sehat waktu diimunisasi, perhatikan tanggal kadaluwarsa vaksin untuk menjamin hasil imunisasi yang baik.
  5. Pasien dengan gangguan kekebalan tubuh bukan dilarang untuk pemberian vaksin selama penyakitnya sudah terkontrol dengan baik. Yang tidak boleh diberikan vaksin hidup (vaksin dari kuman yang dilemahkan) adalah pasien yang menderita defisiensi imun (gangguan kekebalan tubuh). Misalnya vaksin polio oral.
  6.  Imunisasi wajib dan yang dianjurkan disesuaikan dengan penyakit di negara masing-masing.
  7.  Vaksin combo tidak menyebabkan efek melemahkan akibat akumulasi efek samping. Logikanya, kita kontak dengan vaksin combo yang mengandung hanya sekitar 3 sampai 5 jenis kuman yang dilemahkan, dibandingkan dengan kehidupan kita sehari-hari yang kontak dengan ribuan jenis kuman sekeliling kita, nyatanya kita aman-aman saja, kecuali bila daya tahan kita sedang menurun. Oleh karena itu dianjurkan saat vaksinasi dalam keadaan sehat.
  8. Tubuh kita dibekali Tuhan sistem kekebalan yang sangat hebat/sempurna yaitu kekebalan nonspesifik dan spesifik. Kekebalan non spesifik sudah siap pakai, artinya menangkal segala zat asing termasuk kuman penyebab infeksi ke dalam tubuh kita.Tapi tidak selamanya hal ini berhasil, tergantung keganasan (virulensi) kuman atau kekebalan tubuh sendiri (misalnya usia dini atau sudah tua). Bila kekebalan ini gagal, maka akan diambil alih oleh kekebalan yang spesifik. Kekebalan spesifik ini tidak siap pakai, harus “belajar/kenal” dulu dengan kuman tersebut, dengan kata lain harus sakit dulu. Seseorang yang sakit bisa kebal atau malah meninggal. Apakah kita mau untuk “belajar” ini harus sakit dulu? Supaya kita kebal tanpa sakit tentunya harus belajar kenal dengan kuman yang dilemahkan alias imunisasi. Seperti juga dalam proses belajar sehari-hari, tentunya harus ada jadual yang tepat yang harus diikuti yang berdasarkan dari banyak penelitian mengenai efektivitas jadual pemberian vaksin (DR.dr.Zakiudin M, SpA(K)).


 Selain dari apa yang ditulis di atas, saya juga ingin menambahi adanya sorotan tentang kehalalan dari vaksin itu sendiri. Ada beberapa golongan yang antivaksinasi meragukan kehalalan dari vaksin. Sebagai gambaran saja, kebetulan dua putra saya lahir di Kota Suci Mekkah, Saudi Arabia. Di Negara ini imunisasi itu hukumnya wajib dan semua jenis imunisasi digratiskan oleh pemerintah karena besarnya dana subsidi dari pemerintah untuk kesehatan. Sertifikat imunisasi digunakan sebagai syarat pengambilan akta kelahiran resmi dari pemerintah Saudi (akta kelahiran bisa di ambil setelah anak berusia di atas satu tahun), serta menjadi syarat untuk mendaftar ke sekolah baik sekolah negeri ataupun swasta, berbahasa arab maupun internasional. Nah, kalau di Mekkah saja imunisasi di wajibkan, kok masih ada saja yang gembar-gembor tentang kehalalannya. Di Indonesia sendiri juga ada lembaga yang bertanggung jawab terhadap halal – haramnya suatu produk yaitu MUI, dan MUI sendiri memperbolehkan imunisasi.

Saya pernah bertanya pada sebuah forum jejaring sosial online yang isinya para dokter spesialis anak, kebetulan saat itu anak kedua saya baru saja mendapat imunisasi untuk usia yang ke 4 bulannya. Pertanyaan saya kurang lebih demikian “Saya baru saja melaksanakan vaksinasi OPV, DTP, Hep B, Hib dan PCV 13. Kalau di Indonesia kira-kira berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk sekali vaksinasi itu dokter?” Seorang dokter menjawab “Harga vaksinnya aja sekitar Rp.1,7juta, diluar biaya administrasi rumah sakit dan dokter”. Woow, berarti sekitar Rp.2jutaan harus dikeluarkan plus biaya RS dan dokternya. Padahal vaksinasi itu mendapat ulangan sebanyak 4x. Saya bersyukur tinggal di Negara ini, semuanya itu saya dapatkan dengan gratisan. (heehee... dasar ibu-ibu, sukanya yang gratis-gratis ☺☺. Padahal diluar jenis imunisasi yang saya sebutkan masih ada beberapa jenis imunisasi lainnya yang harus dilaksanakan sampai si anak usia 2 tahun. Alhamdulillah, saya telah menghemat uang untuk jaminan kesehatan anak-anak saya, kebayang kalau saya tinggal di Indonesia saat ini, saya harus banyak sekali mengeluarkan uang untuk biaya imunisasi anak saya.

Di Indonesia sendiri juga ada beberapa imunisasi yang digratiskan oleh pemerintah, mereka menyebutnya imunisasi wajib, sedangkan yang tidak digratiskan mereka menyebutnya imunisasi anjuran pemerintah walaupun sebenarnya juga wajib, tetapi karena masyarakat harus menggunakan uang pribadi untuk biaya vaksinasi makanya pemerintah hanya bisa menganjurkan. Semoga pemerintah Indonesia mempunyai dana yang lebih besar lagi buat subsidi kesehatan, sehingga semua jenis imunisasi wajib dan yang mahal juga bisa di gratiskan demi kesehatan anak-anak Indonesia di masa mendatang. Ayo Indonesiaku, kamu pasti bisa!!. (Sumiati Istrizain).

♥♥♥ Lebih baik mencegah daripada mengobati ♥♥♥


MENIKMATI KEINDAHAN PANTAI SHOAIBA



Lepas Pantai Shoaiba
Pantai Shoaiba terletak di provinsi Mekah, berjarak sekitar 150km dari Jeddah. Pantai ini masih alami, oleh pemerintah setempat belum dioptimalkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu seperti halnya pantai Jeddah yang sudah menjadi salah satu obyek wisata ‘wajib’ dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah sebagai satu paket dalam perjalan wisata. Oleh karena itu, wisatawan yang datang ke Pantai Shoaiba rata-rata adalah penduduk lokal.
Pantai ini merupakan kawasan pantai terbuka dengan air laut yang berwarna biru jernih membentang, di dasar pantai dilapisi oleh batu karang yang hampir merata di seluruh permukaan laut. Jadi disarankan bagi yang akan memancing, menjaring ikan ataupun menyelam disana untuk memakan sepatu plastik supaya kaki tidak sakit saat menginjak karang.
Kegembiraan anak-anak menikmati air laut yang tenang

Sudah dua kali saya dan beberapa teman menghabiskan akhir pekan disana. Kami berenang di laut sambil menikmati sunset, lanjut dengan makan malam bersama, kemudian malamnya kami menunggui pancingan ikan yang telah di pasang sambil menikmati suasana malam khas pantai dengan deburan ombak kecilnya yang membuat terlena. Apabila pancing kami berhasil mengait ikan, kami bakar saat itu juga disana. Malamnya kami tidur di tenda-tenda yang telah kami buat, keesokan pagi harinya baru pulang.
Tenda-tenda kami
Bila kita menyusuri pantai di malam hari, jangan lupa membawa senter. Ketika kita arahkan cahaya senter ke air laut, akan banyak terlihat kepiting muncul di permukaan dan akan berlarian karena cahaya yang kita pancarkan kearahnya. Saya terpesona melihat ini pertama kali. Para kepiting itu akan membuat rumah-rumah di pasir pantai. Jadi tidak mengherankan jika di sepanjang pantai banyak terdapat gunung-gunung pasir kecil setinggi kurang lebih 20cm dan di dekatnya terdapat lubang karena itu adalah rumah yang telah mereka buat.
Oh iya, disana sudah ada sebuah tempat pamancingan dan villa yang sudah di komersilkan bernama Kattan Beach Village. Biaya untuk masuk seharga 150riyal/3jam/mobil dan 200riyal/6jam/mobil. Di sarankan bagi yang mau kepantai untuk membawa bekal makanan sendiri serta membawa air tawar untuk bilas sehabis mandi di laut, karena letak Pantai Shoaiba sangat jauh dari daerah pemukiman dan tidak ada pertokoan di sekitar pantai. (Sumiati Istrizain).
Kapal nelayan