Laman

Monday, March 31, 2014

Punya Anak Lagi, Siapkah?

Entah kenapa seharian ini aku kepikiran pengen punya anak lagiii terus.. Pengen rasanya gendong bayi lagi.. Siapkah aku? Padahal dua gantengku masih usia 4,5 tahun dan 3 tahun. Jadi misal nanti aku langsung hamil lagi dan punya anak jaraknya dengan Ziyad sekitar 4 tahun aja dan berarti nanti aku akan mengurus anak usia 5,5 tahun, 4 tahun dan bayi. Yakin sanggup?

Bismillah... Kalau aku yakin aku sanggup, maka Insyaallah aku akan sanggup. Sanggup dengan senang hati dan suka cita merawat dan mendidik anugerah Tuhan berupa manusia - manusia kecil itu. Aku rencananya emang pengen punya anak 3 sih, atau 5. Banyak ya? Biarin.. Hehehe.. Seru kayaknya nanti pas mereka sudah gede-gede dan kita akan menjadi keluarga besar.

Yuk marii, telpon dokter spesialis kandungan langganan untuk membuat janji, aku harus melepas IUD yang terpasang dulu kalau memang ingin punya anak lagi.

Belajar Hidup Tanpa Facebook

Sudah semingguan ini aku meNONAKTIFkan akun Facebookku. Akun yang telah aku buat sejak tahun 2009, yang sudah hampir 5 tahun ini membuatku terhubung kembali dengan teman-teman yang sudah lama ga ketemu dan juga jadi menemukan beberapa teman baru yang berawal dari maya menjadi nyata. Baik sih sebenernya manfaat facebook. Jadi terjalin kembali tali silaturahmi yang dulu pernah ada, karena jarak dan waktu menjadi tiada, kemudian didekatkan oleh media sosial satu ini.

Dengan adanya facebook, kalau dulu kita paling susah untuk membaca pikiran orang, sekarang dengan melihat status facebooknya jadi dengan mudah mengetahui apa yang sedang dia pikirkan dan rasakan walau dia sedang entah dimana dan jarak ratusan kilometer dari kita. Kalau dulu kita curhat - curhatan hanya pada teman dekat sekarang jadi curhat ke seluruh dunia. Kadang ada beberapa orang yang ga bisa mengendalikan diri, ngomongin apa aja yang sedang terjadi dalam hidupnya. Padahal sih semua orang kebanyakan cuma jadi penikmat aja. Orang yang di dunia nyata sangat tertutup dan pendiam, juga bisa jadi orang yang mempunyai kepribadian ganda kalau di facebook. Yang bikin males sih kalau sudah jadi ajang pamer - pameran dan sok-sok'an.

Selain itu banyak juga yang memanfaatkan facebook untuk buka lapak jualan, memang bagus sih untuk ajang promosi dan mendapatkan penghasilan, asal jangan membabibuta ngetag barang dagangannya. Yang suka ngiklan juga bahasa iklannya biasa aja, ga usah berlebihan, soalnya sesuatu yang berlebihan itu jadi terasa mengganggu dan membuat illfeel.

Walau sebenarnya ga semuanya begitu, masih banyak orang yang punya facebook cuma buat punya - punyaan aja. Jarang bahkan ga pernah update status dan upload foto. Mungkin tipe orang beginian yang memang memanfaatkan facebook hanya untuk menjalin kembali silaturahmi.

Entahlah, yang jelas saat ini aku merasa bosan dengan itu semua. Orang-orang yang sudah ada dalam daftar teman juga sebenarnya jarang sapa. Hampir sama dengan dunia nyata, menyapa kalau ada perlunya. Jadi saat ini mending aku hidup di dunia nyata saja. Setidaknya saudara dan teman-teman yang emang ada kepentingan denganku mereka kebanyakan menyimpan nomor hapeku, jadi pasti akan menghubungiku lewat hapeku aja kalau nanti ga menemukan lagi akun facebookku, asal jangan ngira yang macem - macem ya karena namaku hilang, takutnya ntar dikira masuk daftar blokirku lagi!

E tapi, masih ada 2 media sosial lain yang aku punya. Aku masih punya akun Twitter dan Instagram. Kalau Twitter masih seneng sih, walau jarang di buka, tapi setidaknya media sosial satu itu ga sevulgar facebook. Instagram juga amat sangat jarang di buka, apalagi upload foto, cuma buat kepoin foto terbaru seseartis yang aku suka aja. Hehe...

Well, itulah keputusanku saat ini, meNONAKTIFkan akun Facebookku sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Kalau suatu hari nanti ada perlunya dan harus mengaktifkan kembali, ya akan aku aktifkan, tapi saat ini setelah seminggu tanpa facebook merasa biasa-biasa saja dan ga merasa kehilangan.

Saturday, March 29, 2014

Beli Treadmill Murah

Sudah sejak beberapa minggu aku pengen beli treadmill, biar bisa aku pakai olahraga di rumah. Tapi aku maunya treadmill yang biasa saja dan yang paling penting harganya murah, ga apa-apa barang second hand yang penting masih berfungsi dengan baik. Maka dari itu malah agak susah nyarinya. Kalau yang baru sih banyak di toko olahraga.

Tiap kali buka internet aku selalu ngecek treadmill di expatriates.com. Biasanya di expatriates.com suka ada yang jual barang - barang pribadinya dengan harga yang agak miring tapi kualitas masih oke. Apalagi di Saudi ini, mereka berfikir daripada barang miliknya yang masih layak pakai dia buang ke tong sampah mending diiklankan di situs itu, kalau ada yang minat kan lumayan.. Bagi yang mau beli juga lumayan. Penjual dapat duit, pembeli dapat harga dibawah standar. Soalnya disini sangat jarang sih peminat barang bekas, biasanya hanya sesama ekspatriat aja. Yang mikir mau dipakai ga lama-lama.

Sudah beberapa kali aku lihat treadmill diiklankan dengan harga murah, tetapi tiap kali di telepon penjualnya selalu sudah laku, atau ada sekali yang malah bilang salah sambung. Kok bisa? Sudah males kali si penjual soalnya banyak yang tanya-tanya.

Nah, 3 harian yang lalu pas aku lagi buka expatriates.com aku nemu lagi iklan treadmill di jual murah. Diiklankan seharga 300 riyal dan kondisinya masih bagus. Langsung aku suruh suamiku telpon penjualnya, eh ga diangkat ternyata! Ya sudahlah, bukan rezekiku lagi kali.. Terus pas malam Jumat pas aku lagi ngobrol sama suami aku iseng suruh dia nelpon lagi, ternyata diangkat dan kabar baiknya treadmill belum terjual. Alhamdulillah... Langsung deh kita bikin janji ketemu. Si penjual nyuruh kami datang setelah shalat Jumat di Rumah Sakit Ruwaili, Bani Malik, Jeddah.

Hari Jumat siang jam 11 kami sekeluarga berangkat ke Jeddah, setelah sekitar sejam perjalanan kami sampai ditempat yang dijanjikan. Sementara suami ikut shalat Jumat di Masjid sekitaran RS Ruwaili aku dan anak-anak istirahat dalam mobil. Selesai shalat Jumat kami menuju tempat yang dijanjikan, tapi kami ga ke depan RS Ruwaili, tetapi maju sedikit ke pom bensin, sekalian mau isi bensin. Terus suamiku telpon itu si penjual treadmill dan ternyata rumah penjual treadmill itu lebih dekat dengan pom bensin daripada RS Ruwaili. Emang rezeki kami jadi makin didekatkan.. Hehe..

Langsung deh kami menuju rumahnya. Suamiku dan anak-anak aja yang masuk, aku nungguin di mobil. Kemudian suamiku dan penjual keluar dengan menggotong si treadmill. Dimasukkin deh di jok belakang. Kata suamiku harganya jadi 250 riyal aja atau sekitar 750 ribu rupiah. Murahkan? Ini treadmillnya masih manual merk Life Gear buatan Taiwan dengan kapasitas maksimal 110 kg. Alhamdulillah.. Akhirnya aku punya alat olahraga yang satu ini di rumah. Yuuk marii kita ibu-ibu rajin olahraga walau dirumah saja, biar badan sehat dan tetap langsing.
shazymoms.blogspot.com
Treadmill yang akan menemaniku olahraga di rumah

Thursday, March 27, 2014

Homesick..

Seharian ini aku mengalami homesick, kangeeen banget sama orang tua, rumah dan kampung halaman. Bawaan hari ini jadi males mau ngapa-ngapain, rumah berantakan dibiarkan, masak buat suami dan anak-anak ala kadarnya. Sungguh tidak bersemangat.

Sore tadi saat sedang santai, anak-anak aku ajak ngobrol "Mas, Adek, pulang ke rumah Mbah Uti yuuk, mau ga?" Anak-anak serempak menjawab mau semua. Mereka juga kangen dengan Mbah Uti katanya. Kemudian aku tanya lagi "Kalau pulangnya cuma sama Ummi mau ga? Abi ga ikut, soalnya Abi kerja.." Mereka mulai bertanya ini dan itu, Nanti Abi sama siapa? Kok Abi ga ikut? Kenapa? .... 

Kemudian aku mengambil iPad, pena dan kertas, kami bertiga tiduran dilantai aku berada ditengah-tengahnya. Aku ajak mereka browsing tiket pesawat, membandingkan harga maskapai penerbangan satu dengan yang lainnya, mencari tiket paling murah, tetapi cepat sampainya.

Saat sedang asyik bertiga, suamiku pulang dari kerja. Langsung masuk rumah dan menemukanku lagi tiduran dilantai bersama anak-anak dengan iPad, kertas oret-oretan dan pena di tangan. Menyapa kami "Lagi pada ngapain sih?" Mas Shafwan antusias menjawab "Ummi lagi lihat-lihat tiket pesawat". "Heri mau pulang kan? Ini aku habis mbanding-mbandingin harga aja, ada tuh yang lagi promo" kataku. Heri adalah teman satu kerjaan dengan suami, dia memang akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat, surat cutinya sudah turun.

Aku ga bisa bicara bahwa aku ingin pulang dengan anak-anak. Aku pasti ga akan tega meninggalkan suamiku sendirian disini, walau mungkin cuma sebulan saja. Anak-anak belum pernah berpisah lama dengan Abinya. Aku ga akan tega..

Homesick ini harus bisa aku atasi. Aku lawan. Sedih memang saat kita kangen orang tua dan kampung halaman yang jauh disana, tapi ga bisa dengan mudah menjangkaunya. Padahal bulan Agustus 2013, sekitar 7 bulan yang lalu, aku baru saja dari sana.

Malam ini, saat suami dan anak-anak sudah pulas dengan tidurnya, perlahan airmataku mengalir membasahi bantal. Sedih... Mencurahkan isi hati lewat tulisan inilah aku bisa mengurangi kesedihan itu, sedih akibat menahan kerinduan dengan orang tua dan kampung halaman. Homesick.

Ga terasa jam sudah menunjukkan angka 2:30 hampir dini hari. Sekarang waktunya  tidur, semoga besok pagi aku bangun dengan keadaan yang lebih baik. Rasa homesick hilang, semangat baru muncul. Biar anak-anak ga melihat Ibunya yang mendung terus mukanya, biar suami bisa menemukan muka ceriaku lagi. Sudah cukup seharian tadi aku merasa malas ngapa-ngapain. Harus sabar.. Semua akan indah jika kita selalu bersama - sama dimanapun berada. Semangat!

Tuesday, March 25, 2014

Selamat Jalan Pak Fauzi

Namanya Pak Fauzi, usianya sudah tidak muda lagi, tetapi dia masih merantau ke Arab Saudi demi mencari nafkah untuk anak dan istrinya di Lombok, Indonesia. Aku mengenal Pak Fauzi tahun 2008, waktu melaksanakan ibadah haji bersama suamiku. Waktu itu menjelang malam selesai melaksanakan wukuf haji di samping Masjid Namirah, Arafah, aku dan suamiku bertemu dengan Pak Fauzi dan keponakannya yang sedang melaksanakan ibadah haji juga.

Pak Fauzi bekerja di satu perusahaan dengan perusahaan tempat suamiku bekerja, tetapi beda divisi. Di Saudi, Pak Fauzi tinggal di mess pabrik perusahaan bersama dengan lainnya di daerah industri Tana'im. Kalau aku pas ikut suami survey ke pabrik, aku suka menengok Pak Fauzi. Dia karyawan paling tua di perusahaan. Dia tinggal sendirian dalam satu kamar. Aku sebenarnya suka kasihan jika melihatnya, di usianya yang sudah tua dia masih harus bekerja diperantauan, jauh dari keluarga dan sanak saudara. Harus memenuhi dan melayani kebutuhan hidupnya sendiri. Di usia yang tidak lagi muda itu, walaupun masih harus bekerja seharusnya dia bisa menikmati hidupnya dekat dengan keluarga. Entahlah, mungkin Pak Fauzi punya alasan tersendiri hingga saat ini dia masih bertahan disini. Kata suamiku Pak Fauzi sudah 30an tahun bekerja disini.

Pada suatu hari, sekitar pertengahan bulan Februari 2014, aku dikejutkan oleh kabar yang dibawa suamiku. Pak Fauzi masuk rumah sakit, kena serangan stroke.

Saat itu hari Sabtu, awal hari kerja setelah libur hari Jumat, pagi itu seharusnya Pak Fauzi masuk kerja. Tetapi yang di tunggu - tunggu tidak datang juga. Oleh temannya didatangi kamar Pak Fauzi, diketuk - ketuk tidak ada jawaban. Hari semakin siang, Pak Fauzi belum masuk kerja juga tanpa adanya alasan. Teman-temannya mulai kuatir dan membuka paksa pintu kamar Pak Fauzi dan mereka menemukan Pak Fauzi dalam keadaan tidak berdaya ditempat tidurnya. Mata terbuka tetapi tidak bisa bicara dan tidak bisa bergerak. Langsung di bawa ke rumah sakit. Dan yang membuatnya tambah menderita, temannya semua tidak ada yang tau sejak kapan sebenarnya Pak Fauzi mendapat serangan stroke. Bisa jadi sejak hari kemarin.

Selama seminggu Pak Fauzi di rawat intensif di rumah sakit. Biaya pengobatan Pak Fauzi semua menjadi tanggungan perusahaan. Saat dalam masa perawatan, aku dua kali ikut menjenguknya. Sungguh prihatin melihat kondisinya.

Serangan stroke telah membuat Pak Fauzi tak berdaya. Hidup diatas kursi roda, tidak bisa bicara dan segalanya membutuhkan bantuan orang lain. Beruntung ada keponakannya yang akhirnya turun tangan merawatnya selama masa pemulihan dan menunggu pihak perusahaan menyelesaikan semua urusan kepulangan ke tanah air.

Senin, 24 Maret 2014, kami sekeluarga ikut mengantarkan Pak Fauzi ke bandara. Sebenarnya hati ini tidak tega melihat Pak Fauzi. Dia terlihat sedih sekali. Dia menangis tersedu - sedu tanpa kata. Pasti dia sedih meninggalkan tempat kerjanya,  teman-temannya, meninggalkan Kota Suci Mekkah dalam kondisi yang tidak dia inginkan. Tapi semua sudah kehendak Yang Maha Kuasa. Malam itu Pak Fauzi diantarakan pulang ke tanah air oleh keponakannya.

Selamat jalan Pak Fauzi, semoga sesampainya di Indonesia, Pak Fauzi bisa mendapatkan perawatan yang lebih ekstra dan berobat disana ditemani keluarga tercinta. Semoga sehat kembali dan suatu hari bisa bertemu lagi.
shazymoms.blogspot.com
Perpisahan dengan Pak Fauzi di bandara
Selamat jalan Pak Fauzi

Tuesday, March 18, 2014

Ulang Tahun Adek

Pertengahan Maret kemarin Adek Ziyad ulang tahun yang ke-3 lhoo.. Sore hari pas tanggal ultahnya kami ke Panda Swalayan beli cake blackforest. Terus lanjut ke Bindawood Swalayan untuk beli lilin angka 3, soalnya pas di Panda lilin ulang tahun ternyata ga ada, padahal sepertinya biasanya juga sedia. Stocknya lagi kosong kali disana..

Sampai rumah kami berempat merayakan ulang tahun Adek.. Horee...adek Ziyad sudah tambah gede.. Semoga jadi anak yang sholeh ya Dek.. Jadi anak yang berbakti pada orangtua, sayang keluarga, selalu sehat jasmani rohani, dan tumbuh menjadi anak yang cerdas, berbudipekerti mulia dan tidak sombong. We love you Adek Ziyad...

Sunday, March 9, 2014

Kelakuan Duo Ganteng

Hei Duo Gantengnya Ummi, siang ini kamu lucu sekali! Bangun tidur pada kesiangan, terus langsung pada sarapan, lanjut mainan, giliran di suruh mandi malah pada pura-pura tidur lagi di kursi. Ntar kalau Ummi pergi kalian turun dari kursi mainan lagi. Kalau Ummi dekati di ajak mandi langsung pada loncat ke kursi pura-pura tidur lagi.
Jadinya ya Ummi gelitikin ajaaa... Hahahaa...

shazymoms.blogspot.com
Duo Ganteng
Hayooo... Mas hari ini bolos sekolah.. Tadi pagi waktu dibangunin Ummi sama Abi kamu ga mau bangun.. Alesannya masih ngantuk, masih pengen bobok, padahal mau mainan terus sama Adek di rumah.. Iyakaan?
Nyengir aja si bocah :D.

Pempek Pak Zul Jeddah

Kalau lagi pengen makan pempek aku biasa pesan sama Pak Zul. Pempek buatan Pak Zul dan istrinya sudah terkenal enak di kawasan Jeddah dan sekitarnya. Harga satu kilo pempek basah siap goreng 50 Riyal Saudi dan sudah termasuk cuka. Kalau mau beli pempek sama Pak Zul ini harus pesan dulu, soalnya dia dan istrinya nggak produksi setiap saat, juga belum mempunyai kedai. Masih usaha rumah tangga yang membuat pempek disesuaikan dengan banyaknya pesanan yang datang.

Pak Zul pernah bercerita bahwa pempek buatan dia dan istrinya sudah sampai mancanegara karena tiap ada tamu-tamu di Kedutaan Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, pempek Pak Zul selalu masuk sebagai salah satu daftar makanan penjamu tamu. Dan biasanya juga sebagai bingkisan/oleh-oleh tamu-tamu KJRI. Setelah para tamu KJRI pada pulang ke negara masing-masing ada beberapa tamu yang minta kirimi pempek Pak Zul lagi.

Pak Zul dan istrinya mengkreasikan pempek menjadi sekitar 16 macam. Selain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek kulit dan pempek adaan, ada juga pempek isi sosis, pempek isi tahu, dan sebagainya. Selain pempek, Pak Zul dan istrinya juga membuat tekwan yang nggak kalah enaknya.

Pak Zul dan istrinya asli dari Palembang. Disini mereka tinggal di daerah Syarafiah, Jeddah. Rumahnya dekat dengan Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ). Jika ada yang berminat mau pesan pempek buatan Pak Zul dan istrinya, aku punya nomor teleponnya. Silahkan hubungi Twitterku di @ZainalMrs atau kirim pesan di akun Facebookku.

Semoga bermanfaat ya...


Saturday, March 8, 2014

Lowongan Pekerjaan Terbuka Lebar buat Perempuan Saudi

Saudi sekarang sudah berbeda dengan Saudi waktu pertama saya datang,  sekitar 5 tahun yang lalu. Dahulu, Perempuan Saudi bisa dikatakan tidak diberi kesempatan untuk bekerja kecuali pada bidang tertentu saja, misalnya sebagai guru Madrasah/Sekolah yang muridnya khusus perempuan, sebagai polisi yang mengatur para perempuan, sebagai perawat ataupun dokter di ruang periksa perempuan dan teller di bank yang hanya melayani nasabah perempuan. Perempuan sangat dibatasi ruang geraknya.

Tetapi saat ini kita akan dengan mudah menjumpai perempuan bekerja di tempat - tempat umum seperti di mall dan swalayan. Perempuan sudah mulai mengambil alih pekerjaan yang dahulu hanya bisa dikerjakan oleh laki-laki, baik sebagai pramuniaga maupun sebagai kasir. Kebanyakan yang masih berhubungan dengan kebutuhan perempuan, misalnya toko asesoris dan pernak-pernik, toko pakaian, toko kosmetik dan masih banyak lagi. Diperbolehkannya Perempuan Saudi (khususnya di kota Mekkah) bekerja di tempat umum baru terjadi sekitar setahun ini. Semakin hari jumlahnya semakin banyak.

Bagi saya pribadi,  yang hidup di negara ini,  adanya peraturan ini sangat menguntungkan. Dahulu kalau saya mau membeli pakaian dalam wanita, ketika kita masuk ke toko, pramuniaganya semua laki-laki, jadi rikuh rasanya mau milih-milih. Atau saat ingin membeli kosmetik, yang jaga stand juga laki-laki, dimana mereka biasanya kurang komunikatif dalam melayani karena memang interaksi antara laki-laki dan perempuan disini sangat terbatas. Ada gap yang tidak bisa ditutupi. Beda kalau sekarang dilayani oleh para perempuan,  jadi lebih santai dalam memilih dan lebih bisa di ajak ngobrol.

Walaupun perempuan Saudi telah diperbolehkan bekerja di tempat umum, tetapi untuk peraturan perempuan wajib memakai pakaian abaya tetap tidak bisa diganggu gugat. Jadi perempuan Saudi yang bekerja di tempat umum tetap menggunakan pakaian abaya lengkap mereka, serba hitam dari ujung rambut sampai ujung kaki. Bukan berseragam toko, ataupun bisa berpakaian bebas.

Dari Sunny ke Camry

Sekitar bulan Januari 2009, aku dan suami membeli mobil bekas yang sudah lumayan butut. Maklumlah, namanya juga pengantin baru, jadi membeli kendaraannya disesuaikan dengan isi kantong saat itu. Ketika itu usia pernikahan kami  baru sekitar 4 bulan, dan hanya mobil Nissan Sunny 'Tua' yang mampu terbeli secara tunai. Walaupun mobil butut tapi ACnya masih berfungsi dengan baik dan walaupun mampunya membeli mobil tua kami tetap bersyukur akhirnya punya mobil sendiri, jadi ga naik-naik taksi, angkot dan bus lagi kalau mau bepergian.


shazymoms.blogspot.com
Mobil I : Nissan Sunny
Setelah satu setengah tahun bersama, Nissan Sunny itu semakin terasa ga enak dipakai. Sebentar-sebentar rusak inilah, rusak itulah, jadi sering ke bengkel. Keluar duit terus. Merasa berat dibiaya perawatan tapi kondisi mobil tetap gitu-gitu aja, akhirnya aku dan suami sepakat untuk ganti mobil. Tetap mau beli yang second hand tapi yang usianya masih muda. Akhirnya kami hunting ke pasar mobil bekas, dan dapatlah mobil Toyota Camry Executive tahun 2004. Warnanya merah marun dan masih kinclong, secara keseluruhan kondisinya masih baik. Mobil Camry merah ini kami beli sekitar bulan Juni 2011. 

shazymoms.blogspot.com
Mobil ke-2 : Toyota Camry th 2004

Setelah setahun pemakaian, Suamiku 'rasan-rasan' pengen ganti mobil lagi. Saat itu dia lagi ngobrol sama temannya, dia bilang "kalau ada yang mau beli mobil ini, mau saya jual aja". Eh, sama temannya ditanggapi secara serius soalnya ada temannya dia yang lagi mencari mobil juga. Esoknya langsung transaksi, mobil merah itu oleh suamiku ditawarkan dengan harga yang lebih tinggi dari harga kami beli dulu, dan ternyata calon pembeli setuju. Merasa dapat untung langsung di jual sama suamiku. Habis di jual melongo deh kita ga punya mobil. Setelah semingguan kami ga punya mobil dan terus mencari-cari, akhirnya dapat pengganti. Dari Camry ke Camry lagi, cuma dengan warna yang berbeda. Kali ini Toyota Camry tahun 2006 warna silver. Sampai saat ini Camry silver sudah hampir 2 tahun mengantar kami dengan setia kemana-mana.

shazymoms.blogspot.com
Mobil ke-3 : Toyota Camry th 2006

***
Setiap beli mobil kami selalunya beli yang second hand atau bekas, bukan mobil baru yang langsung ambil dari showroom. Kami punya alasan tersendiri mengenai hal itu. Karena menurut kami kalau membeli mobil baru itu rugi. Nanti kalau lagi pengen ganti mobil pas di jual harganya akan turun jauh dari harga beli barunya. Apalagi kalau di beli secara kredit, ruginya banyak. Di tambah kami ga suka beli secara kredit, maunya secara tunai aja. Mending beli mobil bekas dan masih muda, biasanya kondisi mesin dan sparepartnya masih pada berfungsi dengan baik, terus kalau mau dijual lagi harganya ga jauh beda dengan harga beli kita dulu, bahkan malah bisa untung kayak kasus mobil kedua kami. Oh ya, sebelum membeli mobil bekas kita harus teliti dulu kondisi mesin dan mobilnya, biar ga ketipu. Jangan sampai malah kejebak beli mobil yang dijual karena ada kerusakan. Alhamdulillah suamiku ngerti tentang mesin mobil, jadi dia akan ngecek dan meneliti dulu kondisi mesinnya sebelum akhirnya memutuskan membeli mobil second hand.



Tuesday, March 4, 2014

Artikel Banyak yang Kena Sandbox

Ya Tuhaan... baru sadar kalau ternyata artikelku pada kena Google Sandbox.. Aku ga paham kenapa bisa begini?? Kayaknya ini terjadi sejak 3 hari yang lalu sejak laptop kesayangan ini dibajak oleh alnaddy.com sehingga masuklah itu pop-ups ga penting ke dalam blogku. Di kira virus deh...

Setelah aku susah payah mengikuti berbagai tutorial cara menghilangkan itu si alnaddy.com, akhirnya dia minggat juga, tetaapiii ternyata efeknya parah! Artikel lamaku hampir semuanya kena Sandbox! Dan ini aku lagi susah payah mencari cara agar keluar dari penjaranya Google Sandbox.

Kalau mau tau kena Sandbox atau ga, coba aja klik masuk ke Google Sandbox checker tool disini.
1) Masukkan alamat url/situs kamu
2) Masukkan keyword/kata kunci tulisan tulisan yang ingin dideteksi
3) Jawab soal yang ada
4) Submit
Kalau hasilnya "Your site not in Google Sandbox" artinya semuanya baik-baik saja. Tetapi jika hasilnya "Your site is still in Google Sandbox, bla..bla..bla.." itu artinya artikel kita masuk ke penjaranya Google Sandbox. Senasib deh kita...

Sedih juga soalnya, beberapa artikel yang biasanya nangkring di halaman pertama jadi lenyap dari mesin pencarian Google. Di klik link url-nya langsung ke Google juga ga terdeteksi. Hilang dari peredaran. Oh...

Maaf ya pemirsa kalau anda lagi ngetik dengan kata kunci "artikel banyak yang kena sandbox" tiba-tiba masuk kesini dan ternyata ga ada tutorial jalan keluarnya, soalnya ini edisi curhat aja.. Banyak kok tulisan yang menyediakan tutorial cara keluar dari Sandbox, aku juga masih banyak membaca, mempelajari dan mencobanya. Kalau ada yang mau membantuku, sangat dipersilakan dan aku akan dengan senang hati menerimanya. Please...


Monday, March 3, 2014

Si Sulung Bisa Ngomong "R"

Horeee... Sejak hari ini, anakku yang sulung bisa ngomong huruf "R". Tadi dia pamer bilang gini ke aku "Ummi, Mas bisa ngomong diggerrr" Hehehe... terus aku coba suruh ngomong "telurrr, orrang, ferrarrri, rradioo..." Sudah lancar semua.

Alhamdulillah, perkembangan anak sulungku dalam ketrampilan berbicara bertambah, bahasa cadelnya sudah hilang.. Usia dia hari ini genap 4 tahun 5 bulan. Bye..byee.. diggell.. telull.. dan fellalii... karena sejak hari ini Mas sudah bisa mengucapkannya dengan benarrrr....

Sunday, March 2, 2014

WhatsApp vs Telegram Messenger, Pilih Yang Mana?

Sekilas kedua aplikasi pesan instan atau messenger ini sama persis. Bisa dikatakan 90% kemiripannya. Dari kecepatan pengiriman pesan, fiturnya, simbol emosi dan gambar yang disediakan, cara pengenalan yang memakai nomor telepon sebagai identitas pengguna, dan settingannya. Memakai Telegram seperti memakai WhatsApp dalam thema yang berbeda alias sama saja!

Lalu apa yang membuat Telegram messenger spesial? Apa karena WhatsApp sudah lama dan Telegram masih baru? Apakah Telegram memang disediakan oleh pengembang sebagai pengganti WhatsApp? Apakah ini alasan WhatsApp kemudian dijual ke Facebook? Kalau Telegram diciptakan oleh pengembang yang berbeda, apa ini nggak melanggar hak cipta ya?? Soalnya aplikasi Telegram ini nyontek WhatsApp banget! Telegram juga boomingnya setelah WhatsApp dijual ke Facebook.
Hmmm...

Memang sih ada perbedaan antara keduanya, dan perbedaan itu sifatnya lebih ke pembaharuan dari WhatsApp. Diantaranya Telegram bisa membuat group chat hingga 200 anggota sedangkan WhatsApp maksimal 50 anggota. Untuk transfer file Telegram juga bisa mentransfer dengan ukuran lebih besar dan katanya security chat Telegram lebih aman. Tapi saya sampai saat ini masih tetap suka WhatsApp sih, soalnya yang pakai Telegram masih sepi. Sejauh ini keduanya juga masih aplikasi gratisan, walaupun WhatsApp katanya nanti bakal jadi aplikasi berbayar tapikan sampai sekarang belum benar-benar dilaksanakan.

shazymoms.blogspot.com
Tampilan WhatsApp (kiri) dan Telegram (kanan)