Laman

Sunday, August 24, 2014

Nengok Baby Harist

Waktu pada ngumpul acara bakar sate (Baca : Sate Ambal di Bukit Iskan Bin Laden) aku, Yani dan Ida berencana buat negokin bayinya Teh Annisa yang baru melahirkan sekitar dua minggu yang lalu. Dalam hal ini, Ida bagian menghubungi dan membuat janji dengan Teh Annisa. Meteka sepakat malam minggu habis isya waktu buat kami bertamu.

Malam minggu itu kami jadi bertamu. Disana juga ada tamu lainnya, keluarga Ibu Sumayyah dari Madinah. Alhamdulillah punya kenalan baru dari Madinah, jadi nanti kalau ziarah ke Madinah ada teman untuk silaturahim.

Pasangan Teh Annisa dan Ustadz Hamidin baru dikarunia anak lelaki yang di beri nama Harist. Ini anak keempat mereka, cowok satu-satunya setelah 3 kakaknya perempuan semua.

Saturday, August 23, 2014

Cuaca Memanas Lagi

Sekarang ini sudah jam 10:33 malam, tapi suhu udara luar yang ditunjukkan thermometer dalam mobil masih bertahan di 38 derajat Celsius. Malam yang panas. Aku duduk di jok mobil yang dibuat setengah tiduran, menyantaikan diri. Menunggu anak-anak yang sedang ditemani Abinya mainan lompat - lompatan di pasar malam (Mahrojan) daerah Kakiah.

Aku memilih masuk ke dalam mobil dan menyalakan AC daripada ikut keluar. Tadi sudah ikut keluar sebentar dan aku ga kuat dengan hawanya. Semromong kalau orang Jawa yang bilang. Bikin gerah. Apalagi aku lagi hamil begini, paling ga tahan sama yang panas - panas.

Sate Ambal di Bukit Iskan Bin Laden

Malam libur kali ini aku dan suami ngajakin beberapa teman buat bebakaran sate di Bukit Iskan Bin Laden (Iyaa..ini daerah kekuasaan perusahaan Bin Laden yang terkenal itu..:)) Di daerah yang masih dalam kota Mekkah ini lokasinya masih di kapling-kapling untuk calon perumahan yang belum di bangun. Tanahnya amat sangat lapang dan lebar serta posisinya lebih tinggi daripada daerah sekitarnya, jadi kalau buat nongkrong di malam hari asyik banget, kita bisa menikmati indahnya sorotan lampu - lampu kota Mekkah. Tempat ini memang dijadikan tempat berkumpul dan nongkrong, apalagi kalau malam libur,  wuihh tiap perempatannya sudah banyak di blok oleh kumpulan beberapa orang. 

Malam ini, aku ngundang keluarga Teh Yani dan Mbak Ida, dan ada juga dua orang "bujangan" teman suami. Bujangannya dalam tanda kutip karena sebenarnya mereka bukan bujangan asli, tapi pada tinggal sendiri disini alias anak dan istrinya pada di Indonesia :). 

Aku dari rumah sudah menyiapkan sate ayam siap bakar, bumbu tempe khas sate Ambal, sambel kecap dan sup ayam. Mbak Ida yang bawa lontong dan kerupuk. 

Kita sampai dilokasi sekitar jam 9 malam, bapak-bapak bagian bakar - membakar, ibu-ibu bagian duduk manis sambil menunggu sate siap santap. Anak-anak mah teteeep bagian bermain - main..
Jam 12 malam kita sudah selesai makan dan sudah cukup ngobrol - ngobrolnya, terus pada pulang..

Saturday, August 16, 2014

Tas Jacqueline Riu

Sebenarnya Jumat sore tadi rencana keluarga kami mau bermain ke Pantai Laut Merah yang ada masjid terapungnya di Obhur, Jeddah, tetapi karena aku dan anak-anak 'kengantukan' jadi gagal acara. Aku dan anak-anak malah moloor...

Akhirnya jam 9 malam setelah shalat isya kami baru keluar. Pertama menjemput Om Ari dan temannya. Suami ada acara makan malam bersama mereka di Warteg Pekalongan, Zahir. Kami bertiga 'ngintil' aja ikut makan malam bersama mereka.

Setelah selesai makan malam dan mengembalikan Om Ari beserta temannya ke asrama lagi, kami menuju Souq Hijjaz (Al Hijjaz Plaza). Nge-mall dulu.. Anak-anak nyewa motor matic mini, aku ditemani suami windows shopping. Aku pengen beli tas. Sesion habis lebaran begini biasanya banyak toko dan butik yang mendiskon barang dagangannya. Aku mah belinya habis lebaran aja, biar dapat harga diskonan. Mayanlaah..

Anak-anak mengikuti kami jalan-jalan dengan naik motor matic sewaannya di belakang kami. Kemudian aku mengajak suami mampir ke butik Jacqueline Riu. Setelah lihat-melihat dan pilih-memilih koleksinya, aku jatuh cinta pada sebuah tas berwarna cokelat. Aku minta pendapat suami tentang bagus atau ga'nya, dan dia oke-oke saja. Bayar deh! Harganya setelah di diskon 30% jadi 137 SR (1 Saudi Riyal sekitar Rp. 3.000,-). Ga mahal - mahal bangetlah..

Setelah dapat yang aku mau, aku dan suami duduk-duduk di bangku yang disediakan didalam mall sambil ngobrol dan memperhatikan anak-anak yang masih senang muter-muter naik motor matic mini, juga sembari menunggu waktu sewa habis. Setelah mengembalikan motor matic sewaan, kami menuju lantai dasar. Di lantai dasar anak-anak membeli jajan kesukaannya dulu, jelly dan permen karet. Kami duduk lagi di lantai dasar di area playground sambil menunggu anak-anak menghabiskan jajanan.

Jam 12 malam lewat dikit baru kami pulang kerumah. Sampai rumah isi tas lama dipindahkan ke tas baru,  kemudian tas lama langsung di cuci, besok kalau sudah kering terus di bungkus dan disimpan bareng yang lainnya biar tetap bersih dan bagus. Ntar kalau pengen ganti pakai tinggal ambil yang di mau. Sekarang pasti mau pakai yang baru dulu doong.. :)

Aah.. Hatiku senang dapat tas baru.. Koleksi tasku bertambah lagi.. Terimakasih my best bojo.. I love you banget pokoknya..

Tas Jacqueline Riu

Friday, August 15, 2014

Silaturahim ke Rumah Adek Fadhilah

Malam ini habis isya kami sudah ada janji silaturahim ke rumah teman, Khalid & Miftah di daerah Misfalah. Sebelum berangkat kesana tadi, teman kami lainnya, Satri & Yani serta dua anaknya nelpon ngajak ketemuan. Ya sudah, kami ajakin aja ke rumah Miftah sekalian, biar silaturahim kesananya jadi ramean. Sekitar jam 10 malam kami dua keluarga sampai ke rumah Miftah.

Para orangtua tua asyik ngobrol sendiri, anak-anak juga asyik bermain. Ada Fadhilah anaknya Miftah yang baru berusia 2 tahun cantik dan lucu sekali. Anak-anak senang ketemu teman-temannya.

Acara berkumpul diselingi makan malam dengan menu soto ayam lengkap, lontong, nasi, ikan dan udang goreng serta sambelnya. Miftah kayaknya masak spesial dan telah berepot - repot ria nih.. :)

Selesai makan kami ngobrol lagi. Anak-anak juga semakin asyik bermain. Jam 1 malam kami pamitan pulang.

Diperjalanan pulang, Shafwan yang memang pengen punya adik perempuan ngomong "Ummi.. Mas pengen punya adek yang kayak adek Fadhilah.. " Hehehe.. InsyaAllah ya, Nak..




Thursday, August 14, 2014

Cek Laboratorium

Tadi jam 8:30 pagi sepulang dari taman aku mampir ke Al Rahmah Polyclinic, tetapi masih kosong cuma ada office boy yang lagi ngepel. Kata dia praktek dokter semua dimulai jam 9. Ya sudah deh pulang lagi, sekalian mandikan anak-anak yang pada berkeringat habis bermain.

Jam 9:30 aku diantar kesini lagi, suami dan anak-anak ada urusan sendiri. Mereka mau ke kantor asuransi mobil, sekitar 4 hari yang lalu mobil kami habis di tabrak truk. Pintu kiri belakang penyok.

Ceritanya pas lagi dikerjaan mobil suami sedang di parkir, eh ada temannya yang lagi nyopir truk mundurin mobilnya dan ga lihat ada mobil suamiku, terus kemunduran. Kemudian manggil pihak asuransi buat di urus, sekarang ini tinggal ke kantornya buat ambil uang klaim buat perbaikan.

Back to topic.
Setelah menemui dokter kandungan di lantai satu aku dikasih kertas pengantar ke bagian laboratorium untuk di cek darah dan urin. Sebelum ke lab menuju resepsionis lantai dasar untuk pembayaran yang mau di cek lab. Naik lagi ke laboratorium lantai satu ngasihkan kertas pengantar dan bukti pembayaran,  suruh ke bawah lagi ke bagian emergency minta diambilkan sampel darah oleh perawat, kemudian balik lagi ke lab lantai satu ngasihkan sampel darah, kemudian disuruh ke toilet ambil sampel urin.

Setelah nunggu sekitar 40 menit hasil lab jadi. Lanjut menemui dokter kandungan lagi konsultasi hasil lab dan dirumuskan resep sumber zat besi dan kalsium. Langsung nebus obat di apotik depan poliklinik, selesai deh semuanya.

Jam 11:30 aku nelpon Suami bahwa urusanku sudah selesai jadi minta jemput pulang. Urusan dia juga sudah selesai. Nunggu 5 menit saja mobilnya sudah sampai depan poliklinik. Cap cuss pulang..

Setelah sampai rumah parkir mobil di jalan depan, mampir dulu ke kafetaria dekat rumah beli roti shamouly dan jus mangga. Jalan kaki pulang, makan deh..

Hhh.. Lumayan capek juga tadi mondar - mandir sendirian di poliklinik. Saatnya bersih - bersih terus tidur siang, mengumpulkan lagi energi untuk acara nanti malam. (Baca juga Silaturahim ke Rumah Adek Fadhilah) 

Bahagia itu Sederhana

Bisa bangun subuh setiap hari..
Di beri kesehatan jasmani dan rohani..
Bagi-bagi tugas rumah tangga di tiap pagi..
Istri memasak, suami bagian cuci mencuci.. :)

Jam 7 pagi kami semua pergi..
Ke taman kota mencari sinar mentari..
Anak bermain, orangtua olahraga jalan kaki..
Setelah lelah langsung sarapan pagi..

Bahagia itu memang sederhana..
Ada di tiap kebersamaan keluarga kita..

Wednesday, August 13, 2014

Atyab Al Alban

Malam ini kami baru pulang muter-muter dan keliling - keliling ngukur jalanan kota Mekkah.. Hehee kurang kerjaan aja yah.. Ada urusan juga sih sebenernya, nemenin Abinya anak-anak. Tadi ke daerah Kakiah, lanjut ke Hansa, lanjut ke Jarwal. Pas di Jarwal ini di dekat Mustahlik ada kafetaria yang jual susu segar panas enaak banget, jadi kami mampir kesana. Nama kafetarianya Atyab Al Alban. Suami kemudian turun dari mobil dan membeli susu segar panas. Kami bertiga mah bagian enak-enakannya aja, duduk manis di dalam mobil sambil menunggu minuman susu segar panas datang :D
shazymoms.blogspot.com
Susu Segar Panas Atyab Al Alban

Ziyad Lucu!

Ceritanya tadi jam setengah 5 sore Suamiku mau ke bandara King Abdul Aziz, Jeddah, jemput si Saiful temannya yang baru mudik ke Indonesia. Dia ngajakin aku, Shafwan dan Ziyad, tapi aku dan Shafwan ngantuk berat jadi ga mau ikut dan memilih tidur aja di rumah. Ziyad yang antusias ikutan.

Setelah kurang lebih 3 jam, jam setengah 8 malam suami dan Ziyad sudah sampai rumah lagi. Suami masuk rumah sambil senyum - senyum dan nggendong Ziyad. Dia cerita bahwa dia juga barusan cuma bawa orang tidur di mobil. Ternyata Ziyad dari mulai berangkat belum separuh perjalanan sudah menguap-nguap ngantuk. Yang tadinya nih anak duduk di kursi sampingnya terus ditawari suruh ambil bantal dan selimut kemudian tidur di kursi belakang. Di mobil kami memang disediakan bantal dan selimut kecil, jadi jika saat pergi - pergi ada anak yang ngantuk suruh tidur dikursi belakang.

Dari berangkat, menunggui Saiful, sampai pulang lagi dan parkir di depan rumah Ziyad masih tetap tidur. Akhirnya dia di gendong masuk.

Pas di dalam rumah dan sadar dari tidurnya, Ziyad nagih "Kok ga ke bandala.. Adek kan pengen ke bandala lihat pesawat.." Hahaha... Kami semua tertawa. Dasar Ziyad lucu! Sudah balik sampai rumah lagi ini Dek...

Tuesday, August 12, 2014

Baby Shaheera

Semalam jam 9 sampai jam 10:30 aku dan tetanggaku, Bu Sonya, silaturahim ke rumah Bunda Halimah nengokin bayinya. Bunda baru melahirkan anak yang keempat pada hari Senin 4 Agustus, seminggu yang lalu. Anaknya cewek dan di kasih nama Shaheera.

Monday, August 11, 2014

Sanah dan Titin

Tiap kali ke Al Rahmah Polyclinic aku teringat akan dua orang Indonesia yang dulu bekerja disini, namanya Sanah dan Titin. Aku mengenal mereka sejak kehamilan anak pertamaku, Shafwan. Sudah lebih dari 5 tahun yang lalu. Aku menjadi langganan Polyclinic ini memang sejak pertama hamil.

Dulu, tiap kali mau berkunjung kesini, aku selalu menelepon salah satu dari mereka, kemudian ketemuan. Banyak kemudahan kalau ada teman sendiri yang bekerja disini, selain dapat diskon, juga lebih enak ke dokternya karena selalu ditemani dan jadi lebih dekat dengan dokter serta perawatnya. Juga kemudahan komunikasi, karena ada penerjemah. Bahasa Arabku memang masih acakadul :(
Mulai kontrol kali ini, aku ga menemukan mereka lagi, karena memang mereka sudah berhenti bekerja sejak bulan Ramadhan kemarin. Aku terakhir bertemu saat kontrolku yang terakhir sebelum bulan Ramadhan, dan mereka memang telah bilang rencana kepulangannya saat itu.

Sanah dan Titin pulang kampung bukan sekedar cuti seperti biasa, tapi berhenti bekerja. Titin berhenti karena mau nikah dengan pacarnya di Indonesia, Alhamdulillah aku telah mendengar kabar bahwa dia sudah menikah tanggal 8 Agustus 2014 kemarin. Sedangkan Sanah memang sudah menikah sejak di Mekkah, tapi dia dan suaminya tidak bisa tinggal bersama disini karena Sanah tinggal di asrama Poliklinik sedangkan suaminya dia kerja dan tinggal di Jeddah. Sanah dan suaminya hanya bertemu saat sama-sama libur. Mereka berdua, Sanah dan Titin pulang ke Indonesia untuk melanjutkan rumah tangga mereka, agar bisa hidup bersama dengan suaminya masing-masing.


Aah, aku jadi inget mereka kalau lihat dan masuk Polyclinic ini. Kangen rasanya. Serasa ada yang hilang dari Polyclinic ini. Kehilangan dua temanku itu, yang biasanya menemaniku antri sambil ngobrol. Kami biasa menunggu di ruang tunggu yang depan ruang bersalin biar lebih privasi, bukan di bagian ruang tunggu lorong besar depan ruang dokter kandungan. Melihat ruang tunggu depan ruang bersalin itu seolah masih ada bayanganku asyik mengobrol dengan mereka.

Alhamdulillah sampai saat ini, tali silaturahim antara aku dan Titin masih terjalin, kami masih chatting lewat WhatsApp dan berhubungan di Facebook. Tapi dengan Sanah aku hilang komunikasi, aku bertanya pada Titin nomor baru Sanah tapi dia ga punya karena setelah pulang kampung mereka belum pernah bertemu lagi. Padahal mereka tinggal berdekatan dan masih satu desa di Lombok.
Saat aku melahirkan Shafwan dan Ziyad di Polyclinic ini, Sanah selalu setia menemaniku, memberikan semangat dan memegangi tanganku.

Semoga suatu hari nanti, cita-citaku untuk bisa berwisata bersama keluarga ke Lombok bisa menjadi kenyataan, dan aku akan menemui dua temanku itu.

Kontrol Dokter

Malam ini, jam 9 aku ke Al Rahmah Polyclinic untuk kontrol kandungan. Usia kehamilanku saat ini sekitar 20 minggu/5 bulan. Saat daftar keresepsionis aku daftar ke dokter langgananku, Dokter Neha, tapi ternyata Dokter Neha sedang mudik lebaran ke Mesir belum kesini lagi, jadi kali ini aku di periksa oleh dokter lainnya, dokter Sarbat. Oke, ga apa-apa deh. Yang penting dokter spesialis kandungan, ga penting siapa-siapanya :).

Saat masuk ke ruang praktek dokter, di ruang tunggunya sudah banyak yang antri, ada 18 orang. Aku ketuk pintu ruangan dokter untuk memberikan kartu pendaftaranku, perawat memberikan nomor antrian, nomor 30.

Aku antri ditemani Shafwan, dia antusias sekali pengen lihat lewat USG calon adeknya dalam perut. Ziyad ga ikutan, tadi sama Abi cuma nganter aja, selanjutnya mereka berdua punya acara sendiri yaitu membeli air zam-zam di Kudai.

Setelah 1,5 jam antri, jam 10:30 akhirnya tiba giliranku. Aku baru kali ini bertemu dengan dokter Sarbat. Dokternya komunikatif, ramah dan menyenangkan. Selesai di periksa semuanya (tekanan darah, berat badan, USG) hasilnya semua baik. Jenis kelamin juga sudah terlihat. Seharusnya suruh cek darah tapi jam kerja laboratorium sudah selesai jam 10 malam tadi, jadi besok pagi suruh kembali lagi.

Setelah selesai semuanya, aku pamitan pulang. Di dalam ruangan tadi sekitar 15 menit saja. (Baca juga Sanah dan Titin)

Pulangnya kami mampir dulu ke taman Hamra. Setelah anak-anak tadi nungguin aku di dokter, sekarang gantian aku yang nungguin mereka bermain-main dulu.

Malam ini bulan purnama penuh, malam 15 Syawal 1435H, sementara anak-anak asyik bermain dan berlarian, aku dan suami tiduran di atas karpet yang kami gelar di atas rerumputan, pacaran di bawah sinar rembulan. Udara tengah malam yang sejuk dan suasana yang romantis.

Ada 3 gerombolan keluarga yang masih menikmati malam yang indah di taman ini.

Sunday, August 10, 2014

Pijatan Bu Yasmin

Sejak lebaran badan ini rasanya rontok, sendinya pada ngilu, kecapean. Aku berkata sama Suamiku bahwa aku pingin sekali di pijat, dia oke-oke saja. Kemudian aku menghubungi salah satu temanku, Halimah, aku tau bahwa dia sering pijat, lalu aku dikasih nomor hape 2 tukang pijat langganannya di Mekkah ini.

Kemarin pagi, saat di tempat kerja,  Suamiku juga bertanya pada salah seorang rekan kerjanya, Pak Umar, menanyakan punya kenalan tukang pijat atau ga. Pak Umar yang berasal dari Lombok (NTB) itu bilang ada tukang pijat asal Lombok yang tempat tinggalnya ga jauh dari rumah kami. Namanya Ibu Yasmin.

Setelah bikin janji, jam 8 malam suamiku dan anak-anak menjemput Bu Yasmin untuk dibawa kerumah kami. Rumahku dan Bu Yasmin masih satu blok. Sampai rumah, setelah percakapan pembuka antara aku dan Bu Yasmin langsung memulai aktivitas. Bu Yasmin pijatannya enak sekali dan lama, hampir 1,5 jam. Sambil mijat kami sambil ngobrol. Bu Yasmin bercerita bahwa dia seorang janda yang merantau ke Mekkah ini demi nafkah dan biaya sekolah anak-anaknya di kampung. Anaknya ada 5 orang, yang 4 telah selesai kuliah dan 3 diantaranya telah menikah. Tinggal anak bungsunya yang masih kuliah, sekitar 2 tahun lagi Insyaallah selesai. Rencana Bu Yasmin setelah bungsunya lulus kuliah dia ingin pulang ke Indonesia, istirahat menikmati masa tuanya dengan cucu-cucunya yang sekarang jumlahnya ada 3. Bu Yasmin sudah 13 tahun tidak mudik ke Lombok, berarti sudah 13 tahun juga dia tidak melihat anak dan keluarganya. Dia tidak bisa mudik ke Indonesia karena dia disini statusnya TKW illegal, jadi kalau dia berani pulang dia tidak akan bisa kesini lagi sedangkan dia masih butuh uang untuk biaya kuliah anaknya.

Langganan pijat Bu Yasmin bukan hanya WNI yang bermukim disini, kebanyakan justru ibu-ibu Arab. Selain melayani pijat dan urut khusus wanita, Bu Yasmin bisa juga di panggil sebagai penatalaksana rumah tangga dengan tarif per jam 20-25 riyal.

Aku mendengarkan cerita Bu Yasmin sambil menikmati pijatannya yang enak. Selesai di pijat, badanku terasa segar dan hilang rasa ngilunya.

Saturday, August 9, 2014

Undangan Makan Khas Lombok

Malam 13 Syawal 1435H.

Semalam kami menghadiri undangan silaturahim dan makan malam bersama dari keluarga Mama Nadia. Aku sekeluarga datang bersama Mbak Tri dan suaminya, Om Firman. Kami bersama Mama Nadia makan di hadiqah (taman) daerah Batha Quraish, ga jauh dari rumah Mama Nadia.
Kami memang telah janjian untuk makan di taman, biar lebih santai sembari menikmati cahaya bulan dan biar anak-anak kami senang karena banyak arena bermain seperti ayunan, perosotan serta fasilitas lainnya yang disediakan disetiap taman kota.

Mama Nadia menyajikan makanan khas Lombok, NTB, yaitu plecing kangkung yang pedasnya mantap! Juga ada kering tempe dan gulai daging kambing. Sebagai makanan pendamping ngobrol ada onde-onde, bakwan (yang bawa Mbak Tri), es dawet dan teh panas.

Kami di taman sekitar jam 8:30 malam sampai jam 11 malam.

Friday, August 8, 2014

Shalat Subuh di Masjidil Haram, Mobilnya di Derek!

Jumat pagi ini jam 4:30 saat adzan subuh berkumandang kami sekeluarga berangkat ke Masjidil Haram. Seperti biasa, kami bawa mobil dari rumah terus nanti mobil di parkir disekitar perempatan lampu merah Sara Sittin atau diparkiran Hafair depan Masjid Bin Laden. Tapi pagi ini kami ga kebagian tempat parkir, terus kami parkir mobil di pinggir jalan sekitar hotel seberang Grand Coral Hotel. Yang parkir disitu ga cuma mobil kami, tapi banyak sekali, hampir disepanjang bahu jalan dipenuhi mobil. Mobil - mobil juga terparkir dengan rapi membentuk satu garis, jadi kami pikir akan aman - aman saja parkir disitu.

Dari Hafair kita lanjut naik taksi bayar 5 riyal ke Masjidil Haram. Emang dekat sih sebenarnya, paling cuma sekitar satu kilometer tapi karena jalannya nanjak, capek juga kalau jalan.

Kami shalat subuh berjamaah di dalam Masjidil Haram. Selesai shalat berjamaah kami thawaf sunah. Selesai thawaf sekitar jam 6:30 pagi kami membeli sarapan roti tamiya, kentang goreng, jus mangga dan air putih yang di jual di kafetaria Hotel Hilton depan Masjid. Kami sarapan di halaman Masjid, sembari menikmati sinar mentari pagi.

Setelah sarapan usai, jam 7 pagi kami pulang. Kami naik angkot dua riyalan menuju parkiran. Sampai parkiran tak kami temukan lagi mobil - mobil yang parkir di pinggir jalan tadi. Bersih tiada tersisa. Pasti pada di derek semua, dipindahkan ke lapangan parkir kepolisian.

Kami mendekati sopir mobil derek dan Polisi Lalu Lintas (Murrur dalam istilah Saudi) yang stand by ga jauh dari tempat parkir kami tadi. Langsung tanya "Mobil yang pada parkir disini tadi pada di derek kemana?" Sopir derek jawab " Di parkiran umum milik Murrur di dekat swalayan Nuri, Rusaifah". Akhirnya kami mencegat taksi lagi menuju tempat yang di maksud.

Sampai parkiran Murrur dekat Nuri, kami langsung mencari sendiri mobil kami. Setelah ketemu, di pintu luar laporan dulu pada petugas Murrur dan bayar denda 50 riyal.

Dalam mobil menuju rumah aku dan suami senyum - senyum aja. Merasa lucu, ini sudah kedua kalinya mobil kami kena derek karena parkir bukan pada tempatnya. Dulu, sudah lama sekali waktu masih hamil Shafwan, mobil kami masih Nissan Sunny waktu itu, juga pernah di derek gara-gara parkir di dekat Mustahlik Jarwal kemudian kami tinggal shalat Jumat di Masjidil Haram. Dulu bayar dendanya 100 riyal, sekarang cuma 50 riyal, turun 50% ternyata. :)

Thursday, August 7, 2014

Perpanjang Paspor Anak-anak

Kamis, 07-08-2014

Hari ini jadwal kami mau ke Jeddah untuk perpanjangan paspor anak-anak, Shafwan mau 5 tahun Oktober nanti dan Ziyad 3 tajun 5 bulan. Paspor Shafwan sebenarnya masih berlaku sampai November nanti, tapi paspor Ziyad sudah habis masa berlakunya sejak bulan April, dulu Ziyad pas waktu lahir hanya dibuatkan paspor yang 3 tahun. Yang satu sudah expired yang satu baru akan expired, tapi biar ga bolak-balik ke KJRI kami barengin aja semua diperpanjang.

Sekitar jam 7 pagi kami berangkat dari rumah. Teman kami, Mbak Ida dan suaminya, Ammu Ali, ikut gabung bersama kami. Mbak Ida juga sekalian mau perpanjang paspornya. Kita berangkat satu mobil memakai mobil kami.

Diperjalanan Mekkah menuju Jeddah, di bawah Tugu Alquran, kita minggir dulu untuk sarapan bekal dan menikmati sinar mentari pagi. Berangkat jam 7 pagi memang masih terlalu cepat nanti sampai KJRI, karena perjalanan hanya 45 menit - 1 jam saja, sedangkan KJRI baru buka jam 9. Jadi kita santai-santai diperjalanan. Kita makan resoles yang dibawa oleh Mbak Ida. Setelah selesai makan dan santai-santai, baru kita lanjutkan perjalanan.

Kita sampai KJRI masih sekitar jam setengah 9. Aku dan Mbak Ida duduk - duduk di luar sambil antri. Pas jam 9 pintu KJRI di buka, di pintu masuk dibagikan no antrian. Nomor antrian ga dimulai dari nomor 1, tapi entah nomor berapa, aku ga memperhatikan. Yang  jelas Mbak Ida dapat nomor urut 785 dan aku 786. Berkas-berkas sudah kami siapkan sejak diluar tadi, jadi didalam kami tinggal duduk manis menunggu panggilan sesuai nomor.

Setelah sampai pada nomor antrian, aku masukkan berkasnya ke loket dan membayar 220 riyal Saudi untuk paspor 5 tahun 2 anak. Paspor 5 tahun biayanya 110 riyal, sedangkan yang 3 tahun cuma 40 riyal, aku milih yang 5 tahun saja biar lebih lama. Setelah berkas di periksa, aku dan anak-anak menunggu panggilan untuk ambil poto. Ga ada 1 jam semuanya sudah beres. Dari antri masuk sampai pengambilan pas poto cuma butuh waktu sekitar 45 menit. Paspor bisa diambil esok harinya, atau sore hari jam 6 hari yang sama. Karena menunggu waktu sampai jam 6 sore itu lama sekali, akhirnya tiket pengambilan kami titipkan sama temannya Ammu Ali yang kerja di KJRI, minta tolong temannya Ammu Ali untuk mengambilkan. Teman Ammu Ali bilang nanti malam dia mau ke Mekkah, ya sudah malah sekali jalan.

Setelah selesai, jam 10 pagi saat itu kami langsung menuju Corniche Commercial Center terus makan di Restoran Filipina "Shawly". Makanan disini terkenal enak, aku dan suamiku sangat suka dengan sinigang... (lupa nama lengkapnya) yang pasti menu ini isinya sayuran, campuran seafood (ikan daging putih, udang dan cumi-cumi), berkuah dan rasanya agak asam. Halo-halonya juga enak. Halo-halo itu kayak es campur kalau di kita, tp dia lebig lengkap isinya, selain buah dan jelly juga ada kacang merah serta es krim sebagai topping. Selesai makan kita lanjutkan dengan belanja cuci mata dalam Corniche. Jam 12 siang kami masuk mushola yang ada di dalam, nunggu datangnya shalat dhuhur sekalian istirahat. Selesai shalat dhuhur baru deh kita pulang ke Mekkah. Jam 2 kita sudah sampai rumah dengan selamat.

Lumayan capek juga nih badan... Selesai bersih - bersih dan makan siang langsung pada tepar.. Tidur...

Jam 9 malam Mba Ida dan Ammu Ali ke rumah sebentar, nganter paspor yang sudah jadi. Mereka habis ketemuan sama temannya yang nganter paspor terus langsung kerumah ngasihkan punya anak-anak. Yang nemui Mba Ida dan Ammu Ali cuma suamiku, soalnya aku dan anak-anak lanjut tidur lagi.. :).

Wednesday, August 6, 2014

Dinner Dengan Keluarga Mbak Tri

(Selasa malam / malam Rabu, 05 Agustus 2014; 09 Syawal 1435 H)

Tadi malam aku ngajakin Mbak Tri jalan keluar. Suaminya Mbak Tri sedang ziarah ke Mekkah, jadi biar suamiku dan suaminya kenalan. Kami sudah kenal lama dengan Mbak Tri, tapi baru kali ini akan bertemu dengan suaminya. Jam 8 malam kami jemput Mbak Tri dan suaminya di rumah kontrakannya.

Pilihan yang kami berikan sama Mbak Tri ada dua, mau makan malam di restoran Damanhuri atau ke Mekkah Mall. Mbak Tri milih ke Mekkah Mall, biar bisa sekalian jalan-jalan.

Di Mekkah Mall, sembari nunggu para suami shalat isya, aku, Mbak Tri dan anak-anak duduk-duduk di foodcourt. Setelah semua kumpul di foodcourt, aku yang lagi sedikit flu dan radang tenggorokan ga selera dengan makanan cepat saji yang dijual disana karena rata-rata semua mengandung minyak. Akhirnya kami memilih pindah tempat, ke lantai bawah.

Pilihan kami jatuh ke Pappa Roti. Disana,  aku dan Mbak Tri duduk berdua di bagian yang berbeda dengan para suami, biar kami bisa lebih leluasa ngobrol masing-masing. Aku pesan paket roti buns + teh susu hangat dan Mbak Tri pesan paket roti buns + teh susu jahe hangat. Sedangkan suamiku pesan paket roti buns + teh jahe hangat, suaminya Mbak Tri pesan roti buns + kopi Turki, sementara anak-anak hanya pesan susu segar dingin. Anak-anak tidak makan roti karena mereka baru saja makan di rumah.

Selesai menghabiskan sajian dan ngobrol-ngobrol, jam 10 malam kami pulang.

Kami merasa senang bisa keluar bersama walau sekedar dinner sambil ngobrol santai begini. Refresing sekalian mengakrabkan tali silaturahim.

Tuesday, August 5, 2014

We Love You, Mbak Ulfa..

Perpisahan dan pertemuan bagaikan dua keping mata uang. Diawali dengan pertemuan mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, perpisahan akan selalu menjadi penutupnya. Perpisahan memang sesuatu yang aneh, walaupun kita sudah mempersiapkannya dengan baik, perpisahan tetap saja menyedihkan. Apalagi perpisahan dengan sahabat dan teman baik. Rasanya sungguh berat sekali. Perpisahan selalu meninggalkan rongga kecil yang hilang di hati.

Mbak Ulfa, dia salah satu teman baikku disini, di Mekkah, tanah perantauan kami. Kami saling kenal memang tidak lama, mungkin baru 3 tahun belakangan ini. Tapi persahabatan yang terjalin diantara kami erat. Banyak kenanganku bersama dia yang tak mungkin terlupakan. Kami pernah bersama-sama mendaki Jabal Nur menuju Gua Hira, mengikuti acara Forum Lingkar Pena (FLP) wilayah Saudi Arabia, main ke Rumah Cahaya, ke pengajian KALIMAH, main ke airport Saudia menemani anak-anak melihat pesawat, main ke Atallah Landpark Jeddah, makan dan belanja ke Corniche Commercial Center Jeddah, menemui Asma Nadia waktu umroh, ke Masjidil Haram di pagi hari, perpanjangan paspor bareng, atau sekedar jalan-jalan bersama teman yang lainnya. Aku dan anak-anak juga sering main kekamarnya di asrama. Kenangan indah yang tak mungkin terlupakan. Dia teman yang sangat baik dan gampang diajak main serta jalan-jalan kalau lagi libur atau diluar jam dinas.

Mbak Ulfa selama ini bekerja sebagai perawat di RS. King Abdul Aziz, Zahir, kota Mekkah. Rumah sakit milik Pemerintah Saudi.

Besok Selasa, 05 Agustus 2014 (09 Syawal 1435 H), jam 06.00 sore pesawat Saudia Airlines akan mengantarkannya pulang ke Indonesia, bukan sekedar cuti berlibur seperti biasa, tetapi dia telah berhenti bekerja. Aku benar-benar merasa kehilangan.

Tadi sekitar jam 8:30 sampai jam 12 malam aku dan anak-anakku mengunjungi asrama Mbak Ulfa. Bertemu lagi sebelum dia pulang esok hari. Aku kesana bersama Wulan, dan kami telah membuat janji dengan Mbak Tri serta Epin untuk berkumpul disana. Disana, di ruang tamu depan kamar Mbak Ulfa sudah ada beberapa teman Indonesia sesama penghuni asrama yang sudah berkumpul. Kami semua ngobrol dan makan - makan biasa.

Jam setengah 12 malam suamiku menjemput. Saatnya aku harus pulang ke rumah. Aku, anak-anak dan Mbak Tri (yang mau pulang bareng aku) berpamitan. Detik - detik inilah aku tidak bisa menahan kesedihanku. Mbak Ulfa mengantar kami sampai pintu keluar asrama. Sebelum keluar aku peluk dia dengan erat dan tangisku pecah. Kami menangis dalam pelukan. Aku berkata padanya bahwa aku sangat sedih dan bakal kehilangan satu teman baik di kota ini.

Walau sangat berat rasanya berpisah dengan Mbak Ulfa, tapi yang namanya perpisahan memang tetap akan terjadi, entah dengan siapapun itu, hanya perbedaan waktu. Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Bumi terus berputar, hidup harus terus berjalan, aku dan Mbak Ulfa tidak boleh terpaku dengan perpisahan ini. Justru dengan perpisahan ini kita jadi lebih menghormati arti pertemuan, serta arti persahabatan.

Mbak Ulfa, maafkan semua kesalahanku, maafkan segala kekuranganku.. Tetaplah mengingat kenangan indah yang telah kita lewati.. Semoga perpisahan ini hanyalah jeda untuk pertemuan kita berikutnya.. Semoga umur panjang dan rezeki akan mempertemukan kita kembali di lain hari. InsyaAllah...

Ingatlah kami selalu, keluarga kecilku..
Cium sayang dari Mas Shafwan dan Adek Ziyad yang lucu..
We love you always and forever, Mbak Ulfa..
shazymoms.blogspot.com
Berkumpul di ruang tamu asrama Zahir
(Mba Tri, Saya, Shafwan Ziyad, Epin, Mba  Ulfa, Wulan, ...)

Monday, August 4, 2014

Lebaran ke-6: Feeling Blue (3)

Hari ini Sabtu tanggal 06 Syawal 1435 H, waktunya suamiku kembali beraktivitas bekerja setelah libur sekitar 12 hari. Sampai menjelang pagi aku tidak bisa tidur. Aku perhatikan suamiku yang pulas. Aku sedih lagi. Aku masih ingin ditemani suami di rumah, aku ga ingin ditinggal kerja. Aku yang sejak dua hari terakhir selalu feeling blue jadi kumat lagi.

Saat azdan subuh berkumandang dan suamiku bangun kemudian bersiap ke Masjid, aku telah menggelar dua sajadah di kamar. Aku minta dia shalat di rumah. Aku ingin berjamaah pagi ini. Selesai shalat aku menangis lagi dipangkuannya. Aku utarakan isi hatiku bahwa aku ga ingin ditinggal kerja, aku takut dia pergi, aku merasa kesepian jika dirumah sendiri. Aku ingin selalu ditemani. Dia menjelaskan bahwa dia harus pergi kerja juga karena sayang sama istri dan anak-anak, dan biasanya tiap hari di tinggal kerja juga ga apa-apa. Penjelasan yang sebenarnya aku tau. Tapi dasar hatiku yang lagi melow jadi tetap aja aku nangis.
Aku tetap ga mau ditinggal dirumah sendiri sama anak-anak. Aku minta di antar ke Masjidil Haram saja daripada di rumah sendiri sama anak-anak. Aku minta suami nelpon Ida untuk menemaniku ke Masjid tapi Ida ga bisa. Kemudian aku nelpon Ulfa dan dia bisa.

Jam 6 pagi kami jemput Ulfa di asramanya. Pagi itu aku, Ulfa dan anak-anak diantar ke Masjidil Haram. Kami duduk-duduk di halaman Masjid dahulu karena Shafwan dan Ziyad pengen mainan. Ziyad malah 2x minta diantar ke toilet. Pertama katanya mau e*k, sampai toilet ga jadi e*k cuma pipis saja. Waktu di suruh jongkok e*k dia bilang "No.. No.. No.. Kata cacingnya ga jadi e*k." Dasar Ziyad! Saat aku mengantar Ziyad ke toilet, Ulfa dan Shafwan masih nungguin dihalaman Masjid. Kemudian kami masuk bersama, shalat dhuha di depan Ka'bah. Saat aku sedang shalat Ziyad minta dianterin ke toilet lagi, pengen e*k lagi. Akhirnya aku mengantar Ziyad lagi. Kali ini dia benar-benar e*k. Lumayan capek juga 2x nganter Ziyad ke toilet, karena jarak toilet memang agak jauh. Setelah selesai aku dan Ziyad menyusul Ulfa dan Shafwan yang duduk di bagian perempuan dalam Masjidil Haram.

Harapan awalku agar anak-anak bisa tidur di Masjidil Haram ternyata aku salah. Walaupun semalaman anak-anak belum tidur ternyata mereka malah senang terus bermain disana. Di suruh istirahat tetap ga bisa. Energi anak-anak memang luar biasa.

Karena anak-anak tak kunjung istirahat akhirnya jam 11 siang kami di jemput. Suami pulang cepat dari tempat kerja. Aku bangunkan Ulfa yang sedang tidur. Kami pulang.

Oh ya, di dalam Masjid tadi aku sempat sedikit curhat ke Ulfa kenapa aku mengajak dia ke Masjidil Haram pagi ini. Kemudian aku tanya ke dia gimana perasaannya beberapa hari lagi mau exit dari Saudi? Ulfa hari Selasa tanggal 05 Agustus mau pulang Indonesia, dia sudah tidak kerja lagi sebagai perawat di RS Pemerintah Saudi. Ini adalah hari - hari terakhirnya di Mekkah. Dia kelihatan sedih sekali, matanya berkaca - kaca.

Setelah mengantar Ulfa ke asrama, kami pulang ke rumah.

Jam 12an siang kami tidur.

Anak-anak baru bangun jam 8 malam. Aku sajikan pisang goreng yang baru saja aku goreng ke mereka. Tapi Ziyad malah ngambek dan nangis tantrum. Dia minta pisang yang belum di goreng padahal pisang yang ada aku goreng semua.

Malam itu akhirnya kami semua pergi ke swalayan Bin Dawood dekat rumah beli pisang sekalian belanja kebutuhan. Kami juga melihat - lihat harga perabotan rumah tangga yang ingin kami beli, survey harga.

Lebaran Ke-5: Feeling Blue (2)

Jumat, 01 Agustus 2014

Malam ini aku feeling blue lagi. Menangis sedih karena kangen dan ingat orang tua. Dalam sujud shalat tahajud aku doakan mereka, orang yang aku sayangi dan kasihi sepanjang hidupku. Selesai shalat tahajud aku lanjutkan membaca Alquran agar hatiku lebih tenang.

***

Pagi hari setelah shalat subuh, aku masih merasa sedih. Saat suami pulang dari shalat berjamaah di Masjid dekat rumah, aku masih bersimpuh diatas sajadah. Dia mendekatiku. Aku langsung menangis lagi dipangkuannya dan bilang padanya bahwa aku kangen Mamak dan Bapak. Anak-anak yang sudah bangun tidur melihatku menangis tersedu dipangkuan Abinya, tapi mereka malah mencandaiku "Ummi nangis? Haha.. Kenapa Ummi nangis? Maluu.." Abi menjelaskan bahwa Ummi lagi sedih karena kangen sama Mbah Kakung dan Mbah Uti di Indonesia.

Jam 6 pagi itu untuk menghilangkan kesedihan kami keluar rumah, menuju halaman Suq Hijjaz (Hijjaz Plaza). Menikmati sinar mentari pagi.

Anak-anak bermain mobil remotan dan lari-lari. Suami utak - atik mobil. Saat sedang berlari - lari, Ziyad terjatuh dan dengkul kanannya luka sedikit. Dia diobati. Kemudian diambilkan kotak P3K yang ada dalam mobil dan lukanya diplester. Sekitar jam 8 kami pulang.

Sampai rumah bersih - bersih dan makan kemudian bersiap tidur.

Anak-anak bangun magrib. Rencana kami sore hari mau ke Masjidil Haram jadi batal. Hidup kami memang masih terbalik, seperti ramadhan. Malam bangun dan siang tidur. Sampai saat ini belum bisa normal kembali.

Malam itu kami pergi ke rumah Pak Mardi di Jummum dan Amri di Awali karena ada kerjaan. Pulangnya mampir ke toko emas Abdul Ghani sara Sittin, aku mau beli kalung.

Waktu hampir jam 12 malam.

(bersambung ditulisan berikutnya)

Lebaran Ke-4: Feeling Blue (1)

Kamis, 31 Juli 2014

Hari Rabu malam (malam Kamis) sepulang dari liburan 2 hari ke Jeddah, karena sangking capeknya sekitar jam 9 malam aku dan suami sudah ketiduran. Suamiku tidur di sofa, aku di kasur yang di gelar di bawahnya. Anak-anak masih aktif bermain.

Ketika jam 11 malam, aku terbangun. Aku kaget menemukan Shafwan tidur di samping kananku, berselimutkan sprei, bajunya basah. Ziyad tidur di sebelah kiriku bajunya juga basah. Aku kira anak-anak tidur dengan Abinya. Rupanya saat kami tidur anak-anak mainan air di kamar mandi. Menyaksikan pemandangan seperti itu aku langsung nangis tersedu-sedu dipangkuan suamiku. Nelangsa hati ini melihat anak-anak tidur sendiri dengan baju basah tanpa sempat ganti dulu. Aku minta maaf sama suamiku, aku merasa belum bisa menjadi istri dan ibu yang baik. Aku kasian dengan Shafwan dan Ziyad. Hatiku sedih sekali.
Suami menenangkanku.

Setelah tangisku mereda, aku coba bangunkan anak-anak untuk membujuknya ganti baju dulu baru tidur lagi. Tapi semua menolak, sangking ngantuk dan juga capek mungkin. "Adeek bajunya lepas yuk, di ganti dulu.." bujukku. "Gak mau! Bialin aja! Nanti juga keling sendili." kata Ziyad.

Aku tidak bisa tidur lagi sampai pagi. Hatiku sedih dan gelisah ga menentu.

Jam 3 an pagi anak-anak terbangun. Langsung kami tawari makan. Anak-anak minta jalan-jalan. Kami beri tau mereka bahwa hari masih petang. Karena pada ga tidur lagi dan hatiku yang gelisah tak menentu, akhirnya jam 4 pagi aku ajak suami ke Masjidil Haram. Anak-anak membawa mobilan remotnya agar nanti bisa dimainkan di pelataran Masjid.

Kami menunggu shalat subuh dalam Masjidil Haram. Hatiku terasa tenang disini. Selesai shalat subuh dan berdoa, jam 6an pagi kami menuju pelataran. Shafwan dan Ziyad mainan mobilan dan berlarian kejar-kejaran serta berlarian mengejar burung merpati disana. Jam 7 pagi kami pulang. Perjalanan pulang Ziyad sudah tertidur dalam mobil.

Saat anak-anak sudah tidur pagi ini aku ga bisa tidur lagi. Hatiku kembali sedih. Sangat sedih. Aku menangis lagi di pangkuan suamiku. Dia bertanya kenapa aku menangis lagi? Sambil menatap anak-anak yang tidur pulas, aku bercerita bahwa aku sedih sekali membayangkan suatu hari nanti kita akan kembali ke Indonesia meninggalkan Kota Mekkah. Kota ini penuh kenangan. Rumah apa adanya yang kami tempati, rumah masa kecil anak-anak, yang lebih sering berantakan daripada rapi, tempat anak-anak sejak lahir dan dibesarkan, mereka bermain-main disini, tempat yang biasa kita kunjungi, anak-anak yang suka berlarian di depan Masjidil Haram, bermain di gudang dan kita memelihara ayam disini. Semuanya.. Semuanya.. Berat rasanya untuk meninggalkan tempat ini.. Walau entah masih kapan kita akan meninggalkannya, tapi tempat ini sangat istimewa.. Membayangkan saja sudah membuatku mengharu biru.. Sangat sedih..

Aku tau suamiku ikut sedih. Aku dipeluknya agar bisa tenang.

Pagi itu kemudian kami semua tidur sampai siang menjelang sore.

Malamnya (Kamis malam/malam Jumat) agar tidak gelisah dan sedih lagi kami jalan-jalan mencari hiburan. Ke Suk Hijjas makan jagung rebus, kemudian Ke Parkiran Haji Syumaisyi aku kira disana ada acara hiburan tapi ternyata ga ada soalnya kemaren pas lewat kami lihat ada panggungnya. Kemudian kami main ke Mahrojan (pasar malam) di Rusaifa. Anak-anak bermain loncatan kemudian duduk-duduk makan kentang krisp serta jelly yang tadi kami beli di Toko Sumatra, Kakia. Jam 1 malam kami pulang.